Nerd | The Secret 1

72.1K 8K 255
                                    


London, tiga bulan yang lalu.

Saat Leta sedang berada di kelasnya, tiba-tiba wali kelasnya memanggilnya, memberitahukannya untuk segera pulang ke rumah. Dia hanya menuruti perkataan guru itu, sesampainya di rumah, dia mencari keberadaan neneknya untuk bertanya kenapa dirinya harus segera pulang.

Grandma?” Neneknya menoleh lalu tersenyum simpul, Leta membalas senyuman neneknya dan berjalan mendekat.

Grandma, kenapa kok nyuruh Leta pulang? Ada masalah?” Neneknya menggeleng. Sekedar info, setelah Leta lulus SMP dia melanjutkan jenjang pendidikannya di London. Karena neneknya yang meminta agar bisa tinggal bersama cucunya itu, dan Leta hanya menurutinya saja. Baginya, tidak masalah jika dia akan melanjutkan sekolah di manapun itu.

“Kamu sekarang pulang ke Indonesia yah.” Leta langsung menautkan alisnya, bingung. Kenapa dirinya disuruh pulang? Ada masalah?

“Kok tiba-tiba?”

“Kamu nurut yah sama Grandma.” Leta pun mengangguk, lalu dia berisap untuk pulang ke Indonesia. Membereskan beberapa pakaiannya, kemudian berangkat ke Bandara.

Indonesia 

Sesampainya di Bandara, Leta melihat saudara kembarnya yang sedang menunggunya. Dia langsung berlari menuju lelaki jangkung itu.

“Woyyy! Kenapa nyuruh gue balik tiba-tiba sih? Segitu kangennya sama gue?” tanya Leta menaik turunkan alisnya.

“Iya, gue kangen sama lo. Sekarang kita pulang yuk,” sahut lelaki itu lalu merangkul Leta, satu tangannya yang bebas mengambil alih koper yang Leta bawa.

Kembarannya menyambut dirinya dengan senyuman, tapi senyuman itu nampak dipaksakan. Sebenarnya yang menyuruh Leta pulang adalah kembarannya, dia tidak merasa keberatan karena disuruh pulang. Yang menjadi tanda tanya sekarang adalah, kenapa kembarannya tidak mengatakan langsung padanya?   

Di tengah perjalanan, dia merasa jika jalan yang di lewatinya bukan jalan menuju rumahnya. Apa mereka sudah pindah rumah? Tapi kembarannya tidak pernah memberi tahu perihal itu.

“Le, kita udah pindah rumah?” Leo-kembarannya hanya menggeleng pelan membuat tanda tanya dalam benak Leta semakin menjadi. 

Leo menghentikan mobilnya di depan sebuah pemakaman umum. Kenapa Leo membawa dirinya kesini? Apa lelaki itu sedang bercanda dengan dirinya?

“Ngapain ke sini? Lo mau nganterin gue ke Tuhan?” Leo menyunggingkan senyum, kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu keluar untuk Leta.

“Ikut gue,” ucap Leo memerintah. Dengan ragu Leta mengikuti langkah sudaranya itu.

Beberapa saat kemudian Leo berhenti mendadak membuat Leta yang di belakang lelaki itu menubruk punggung lebarnya. 

“Kalo berhenti jangan mendadak dong!” ucap Leta sembari memukul punggung Leo. Lelaki itu hanya diam dan menatap nisan di hadapannya, kemudian Leta mengikuti arah pandang Leo.

Tubuhnya bergetar ketika membaca nama yang tertulis di atas nisan itu, Amara Angelista. Itu adalah nama sahabatnya, sahabat satu-satunya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri. Tapi, kenapa bisa nama sahabatnya terukir di atas nisan ini?

Leta menoleh ke arah kembarannya. “Le, kenapa nama Ara tertulis di sini?”

“Ara, sahabat lo sudah meninggal.” Ucapan yang lolos dari mulut Leo membuat tubuh Leta langsung ambruk. Tidak, tidak mungkin sahabatnya meninggalkan dirinya secepat ini, dengan cepat dia menghampiri nisan itu.

“Bohong, semua ini bohong kan Le?!” teriak Leta menggelengkan kepalanya. Leo hanya diam tidak bisa menjawab.

“Ara....” ucap Leta dengan bibir bergetar. Dia tidak mempercayai ini, mungkin saja Leo sedang mengerjai dirinya kan? Tidak mungkin sahabatnya itu sudah tiada.

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang