Nerd | 34

41.7K 4.6K 143
                                    

Seorang gadis berkuncir kuda sedang duduk di salah satu bangku panjang, sesekali mengelap dahinya karena keringat yang terus mengalir.

Napasnya yang terengah-engah mendadakan dia sedang kelelahan, tanpa pikir panjang dia langsung meneguk air mineral yang dibelinya tadi.

“Kira-kira Devin udah pergi belum yah?” tanya gadis yang bernama Leta itu pada dirinya sendiri.

Leta sengaja hari ini berjogging di sekitar kompleknya, tentu saja untuk menghindari Devin. Saat pagi masih buta, Leta sudah bangun dan langsung berlari mengitari kompleknya. 

Sebenarnya bangun pagi dan jogging sama sekali bukan hobby Leta, namun dia terpaksa harus melakukan hal itu demi menghindari kemungkinan bertemu Devin.

Sementara di rumah Leta. Semenjak Devin bangun dari tidurnya, dia tidak pernah jauh dari Leo. Devin terus mengikuti ke mana arah Leo, dapur, ruang tengah, sampai ke kamar mandi pun Devin terus mengikuti Leo.

“Lo kenapa sih Vin? Perasaan dari tadi ngikutin gue mulu deh.” Devin meringis memamerkan deretan giginya yang rapih.

Sementara Leo memperhatikan tingkah laku sahabatnya itu. Dia berpikir seperti ada yang aneh pada Devin.

“Vin, gue nggak akan mati hari ini kok. Jadi lo nggak usah buntutin gue terus.”   

“Cih! Bukan itu alasan gue buntutin lo.” Leo mengernyitkan dahinya.

“Terus?”

“Dulu sebelum rumah ini dibangun, tanah ini bekas apa sih? Bukan bekas kuburan kan?” mendengar kalimat yang dilontarkan Devin barusan membuat Leo semakin mengernyitkan keningnya.

“Lo ngomong apa sih? Nggak jelas banget.”   

“Tadi malam gue lihat hantu di sini!” Leo langsung tertawa mendengar pernyataan sahabatnya itu. Dia memilih mengabaikannya dan memilih untuk membuat sarapan.

“Gue serius Le! Rambutnya panjang, pake baju serba putih, terus wajahnya putih kayak gitu. Pokoknya serem lah.”

“Le! Lo dengerin gue nggak sih?! Kayaknya rumah lo harus di solawatin deh.”

“Le, kuping lo masih berfungsi kan?” Leo terus saja mengabaikan kalimat-kalimat Devin. Mengapa Leo tidak peduli dengan apa yang Devin bicarakan? Karena dia sudah menduga jika yang dilihat oleh Devin itu adalah Leta, bukan hantu.

***

Matahari sudah semakin tinggi namun hal itu tidak membuat Leta beranjak dari tempat duduknya saat ini.

Dia ingin pulang namun dia takut jika Devin masih berada di rumahnya. Leta menatap sang surya yang sedikit membakar kulit putihnya.

Kemudian dia langsung bergeser dari tempat duduknya karena ada seseorang yang ingin duduk di sampingnya.

Betapa terkejutnya Leta saat melihat lelaki yang duduk di sampingnya sekarang. Lain halnya dengan lelaki itu, dia tersenyum melihat Leta.

“Hai, tumben hari ini lo jogging, Ta.” Leta mengerjapkan matanya berulang kali ketika mendengar kalimat itu.

Dia tidak salah dengar kan? Lelaki di sampingnya tadi memanggil namanya? Tidak mungkin kan? Ah, mungkin saja jika Leta salah dengar.

“Leta, lo nggak denger gue?” Leta langsung menoleh ke lelaki itu.

Dia mendengar sangat jelas jika lelaki di sampingnya ini memanggil namanya. Tapi, kenapa bisa lelaki itu mengetahui namanya? Masalahnya lelaki di sampingnya itu Ferdi.

Jika saja Leta berpenampilan sama dengan saat dia sekolah, Leta tidak akan heran jika Ferdi mengetahui namanya.

Tapi, Leta yang saat ini sangat berbeda penampilannya dengan saat dia sekolah. Lalu, kenapa Ferdi bisa tahu jika dirinya adalah Leta?

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang