9

49.6K 2.6K 15
                                    

Feli sempat menelponya dan memaksakan diri datang ke rumah Ara untuk menjemputnya, padahal Ara sudah meminta Feli untuk menunggunya di depan komplek. Ara hanya tidak ingin Feli mengetahui hubungan antara dia dan Tara. Ara tidak ingin Feli mengasihaninya.

Ara buru-buru keluar kamar ketika mendengar suara gaduh dari luar.

"Nggapain ke sini?! nggak ada kerjaan banget lo ngikutin gue! mending lo pergi sebelum gue panggil satpam buat usir lo!"

"Ya lo yang ngapain disini?! jijik banget gue ngikutin lo! Nggak usah kepedean! gue ke sini mau jemput Ara!"

"Ini rumah gue tolol!"

"Lo yang tolol! ngaku-ngaku rumah lo! ini rumah Ara!"

"Pak, usir keluar cewek ini! dia punya niat jahat!"

Pak Junet selaku satpam hanya menjalankan perintah majikanya.

"Nggak usah narik-narik dong pak! udah tua masih modus!"

Pak Junet mengelus dadanya. "Siapa yang modus neng, bapak masih inget anak istri di rumah."

"Lepasin pak, dia temen Ara."

Pak Junet menurut, ia melepaskan tangan Feli. "Maafin bapak Non, bapak nggak tau kalo dia temen Non Ara."

Ara mengangguk sembari  tersenyum. "Nggak papa pak."

"Ayo Ra!" Feli menarik tanganya Ara untuk masuk ke mobilnya.

"Kalo lo berani pergi! gue bakal aduin sama papa, kalo lo lagi main ke club!"

Ara menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Tara. "Kalo emang aku beneran ke club, aku nggak masalah kamu aduin ke papa. Tapi kenyataanya aku nggak ke club Tar."

"Terserah gue lah! pas papa pulang, biar lo dimarahin habis-habisan, sukur-sukur di usir sekalian!"

"Kenapa sih kamu suka banget ngelihat aku menderita?"

"Ya gue emang pengen lo menderita! lo nggak pantes ngerasain bahagia!"

'Kamu harus kuat Ara, kalo kamu nangis, artinya Tara akan merasa menang,' batin Ara menyemangati dirinya sendiri.

"Mulut lo sama sampah nggak ada bedanya ya? sama-sama busuk!" Feli sangat benci manusia seperti Tara, suka menindas yang lemah.

Tara langsung merespon dengan cepat. "Nggak usah ikut campur! lo nggak tau apa-apa!"

Feli yang akan membalas perkataan Tara langsung dicegah Ara. "Udah Fel, nggak usah dilawan, nanti malah nggak jadi pergi."

Feli menghembuskan napas kasar. Kenapa Ara tidak membiarkan dia melawan Tara, padahal mengalah bukanlah sifatnya.

***

Mereka sudah sampai tujuan, Ara dan Feli berjalan dari parkiran menuju gedung olahraga.

"Kenapa tadi di rumah lo bisa ada Tara? berani banget dia datang ke rumah lo, padahal di sekolah aja dia jahatin lo."

"Kita saudaraan, lebih tepatnya Tara kembaran aku."

"Yang bener? lo nggak ngeprank gue kan?"

"Enggak Fel, tapi aku minta jangan bilang ke siapa-siapa."

"Papa lo tau nggak kalo dia sering bully lo di sekolahan?" Ara menggeleng.

"Ini nggak bisa dibiarin, lo harus aduin ke papa lo."

"Percuma Fel, aku kan pernah cerita sama kamu gimana kondisi keluarga aku."

"Oh iya, kenapa lo bisa betah tinggal sama keluarga kayak gitu sih Ra?"

"Kalo aku nggak tinggal di situ, aku tinggal dimana? cuma papa sama Tara keluarga aku."

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now