24

48.1K 2.6K 33
                                    

"Gue harap sikap perhatian lo ke Ara nggak cuma buat hari ini aja."

_Brian_

"Dan gue harap lo berhenti perhatian ke Ara. Inget! gara-gara lo Ara hampir dilecehin!"

_Bara_

***

Atensi Brian teralihkan pada sosok Bara yang terlihat kebingungan, Bara memanggil-manggil nama Ara. Terlihat Bara menghampiri anak-anak basket.

"Ki, lo lihat Ara?" Bara menanyakan pada Roki, namun Roki menggeleng.

"Gue nggak liat dia Bar, dari tadi gue di lapangan."

"Gue juga Bar, coba lo telpon dia," usul Glen.

"Hpnya ada di mobil gue."

"Mungkin tu anak udah pulang kali," celetuk Roki asal.

"Nggak mungkin dia udah pulang!"

Bara menyugar rambutnya frustasi. "Lo kemana sih, kan udah gue bilang tunggu di dalam mobil."

"Ara bukannya nungguin lo?" Kali ini Brian ikut bersuara.

"Tau dari mana lo?!" Suaranya sedikit meninggi. Entah kenapa setiap berhadapan dengan Brian, Bara mudah tersulut emosi. Mungkin Brian yang selalu menyukai gadis yang sama dengan Bara.

"Gue tadi nggak sengaja ketemu Ara keluar dari toilet."

"Terus dimana dia?"

"Gue nggak tau, karena gue langsung cabut. Buat ngantisipasi kalo lo tiba-tiba muncul dan nuduh Ara yang enggak-enggak."

"Kasih tau gue, dimana lo sembunyiin Ara!" Bara menekan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Gila lo! gue bahkan nggak pernah punya niatan buat itu!"

Bara mencengkram baju Brian. "Semua bisa terjadi dengan alasan cinta!"

Brian menepis tangan Bara kasar. "Gue emang cinta sama Ara! tapi gue nggak pernah gunain cara kotor buat bisa dapetin dia!"

Roki tiba-tiba berdiri diantara Bara dan Brian, cowok itu menyerahkan ponsel Brian. "Bry, ada pesan masuk di hp lo, kali aja penting."

Brian mengambil ponselnya. "Ngerusak moment aja lo!"

"Justru itu, biar lo nggak jadi ribut sama Bara," bisik Roki tepat di telinga Brian.

Deg!

Brian tiba-tiba menggeram marah, tanganya terkepal.

"Lo kenapa Bry?"

"Gue harus cabut, Ara dalam bahaya."

"Maksud lo bahaya apa?!" Bara ikut panik ketika mendengar kalimat tersebut.

Brian bingung harus menjelaskanya dari mana, ia menunjukkan sebuah foto beserta pesan yang dikirim dari nomor tidak dikenal. "Lo baca sendiri."

"Brengsek!! ini pasti musuh lo kan?! ini salah satu alasan gue ngelaran Ara deket sama lo! musuh lo banyak! gue nggak mau Ara kena imbasnya!"

"Ini bukan waktunya buat debat! gue harus segera nyelametin Ara!"

"Share lokasinya ke gue."

"Lo nggak bisa ikut! lo baca sendiri tadi gimana pesanya kan?! dia minta gue yang dateng sendirian kalo nggak pengen Ara kenapa-napa!"

"Mana bisa gue diem aja! sementara cewek gue dalam bahaya! suka nggak suka gue bakal ikut!" putus Bara final. Ia juga ingin memberi pelajaran terhadap orang yang sudah menculik Ara.

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now