12

47.7K 2.6K 71
                                    

bodoh sekali aku mengharapkan kamu untuk jadi pelindungku, ternyata bahaya terbesanya adalah kamu sendiri.


***

"Bara, sakit! lepasin aku!"

Ara kesusahan menyamakan langkah kaki Bara yang lebar. Bara membawa Ara ke gudang belakang. Gadis itu sangat ketakutan ketika melihat perubahan drastis di wajah Bara.

"Aku minta maaf Bar, nggak ada niatan aku buat ketemu sama Brian."

"Diam!!"

Tangan Ara sampai berkeringat mengingat ancaman Bara.

"tapi nggak papa kalo sama gue, gue maafin, tapi kalo sampe gue tau lo kayak gitu ke cowok lain, gue nggak segan-segan buat lo nangis darah!"

"Bara, aku mau pulang, aku nggak mau ke sini." Mata-mata Ara berkaca-kaca, ia menatap takut ke sekeliling gudang yang terbengkalai, terkesan mistis.

"KENAPA NGGAK DENGERIN OMONGAN GUE?! HAH?!"

"BILANGNYA BELAJAR KELOMPOK! TAUNYA MAIN API DI BELAKANG GUE!!"

"Tolong jangan salah paham__"

Plak!

Ucapan Ara terpotong oleh tamparan keras yang diberikan Bara. Tangan Ara bergetar mengusap pipi bekas tamparan Bara yang terasa perih. Lengkap sudah Bara memberikan luka.

Bara mendorong tubuh Ara ke dinding, membuat punggung dan kepalanya terbentur dinding. Rasa pusing seketika menghampirinya.

Emosi Bara sudah tidak bisa terkendali, dengan cepat ia mencengkram leher Ara.

"Ini kan yang lo mau?! gue berlaku kasar!!"

"B-ara lepas." Tangan Ara mencoba melepaskan cengkraman Bara di lehernya. Tapi kekuatan Bara lebih mendominasi. Bara seperti ingin membunuhnya sekarang.

"Lo emang nggak pantes diperlakuin lembut!!"

Ara memejamkan mata, mengabaikan rasa sesak di tenggorokannya karena pasokan oksigen semakin menipis. Ara takut menatap wajah marah Bara yang begitu dekat.

"Uhuk! uhuk!" Bara baru melepaskanya setelah Ara terbatuk.

"Lemah!"

"Bara, aku mau pulang," ucap Ara sangat pelan. Ia takut Tara akan mengadukan kepada Yudha jika Ara pulang terlambat, dan berakhir dengan kekerasan fisik.

"Kenapa?! mau ketemu cowok brengsek itu?! Apa aja yang udah lo kasih ke dia?! tubuh lo?! iya?! sampe dia ngejar-ngejar lo! sialan!!"

Ara menundukan kepalanya, gadis itu tidak berani menatap Bara. Ia menahan sesak di dadanya ketika Bara lagi-lagi merendahkanya. Saat ini ia tidak cukup berani untuk melawan Bara.

"JAWAB!!"

Ara sampai terlonjak kaget mendengar bentakan Bara. Ara mempertahankan matanya agar tidak meneteskan air mata, ia tidak ingin dipandang lemah.

"A-ku sama Brian nggak ada apa-apa," jawab Ara masih dengan wajah menunduk.

"TATAP MATA GUE!!" Jantung Ara rasanya sudah tidak karuan, seluruh badanya bergetar ketakutan.

Ara takut-takut menaikan pandanganya, menatap wajah Bara yang begitu dekat namun terkesan berbahaya.

"A-ku diajak Feli, dan aku nggak enak nolak ajakanya, karena dia udah bantuin aku," jawabnya dengan nada bergetar.

Seperti biasa, Bara tidak melihat air mata yang lolos di pipi Ara, hanya saja mata Ara terlihat ketakutan dengan bibir yang bergetar.

Bara berdecih. "Mulai sekarang nggak usah punya temen!"

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now