44

62.8K 2.8K 74
                                    

"Nggak mungkin Ara Princess, karena Princess yang gue kenal itu buta."

"Apa mungkin Ara kenal sama Princess?"

"Arghhh! gue makin pusing!" Bara mengacak-acak rambutnya. Ia takut apa yang ada di pikiranya adalah kebenaran.

Bara menggeram marah ketika suara dering telfon dari tadi tidak berhenti. Ketika ia mengecek ponselnya, ternyata beberapa kali panggilan telfon dari Rayna dan juga puluhan pesan belum ia baca.

"Pengganggu!" Bara kemudian memblokir nomor Rayna. Ia akan menyingkirkan semua yang berhubungan dengan Rayna.

Bara melepas kaos yang dipakainya, ia mengguyur tubuhnya di bawah shower, karena kepalanya perlu di dinginkan.

***

Ara menggeliat karena sudah bangun dari tidurnya. Ia mengernyit karena sudah berada di kamarnya, terakhir yang Ara ingat ia bersama Bara, setelah itu Ara tertidur di mobil Bara.

Ara mengecek jam diponselnya ternyata menunjukan jam 7 malam, selama itukah ia tertidur?

Ara segera masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Ara sudah tidak meminum obat antidepresan lagi, karena bisa menyebabkan kecanduan.

Tok! tok! tok!

"Permisi Non, apa Non sudah bangun?"

"Iya Bik, masuk aja."

Bik Asih datang membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Ara.

"Makan dulu Non."

"Iya Bik, makasih ya?"

"Sama-sama Non."

"Bik, papa udah pulang belum?"

"Belum Non, tadi papa Non telfon Bibik kalo dia ada lembur."

Ara menghembuskan napasnya kasar. Padahal ini hari libur, keluarga Bara memang suka seenaknya.

"Apa Non butuh sesuatu lagi?"

"Nggak Bik, makasih."

"Yaudah Bibik mau lanjutin kerjaan dulu."

"Iya Bik, kalo capek istirahat aja, Bibik kan udah dari pagi ngurusin rumah."

"Hanya buang sampah ke depan aja Non. Buruan dimakan Non, nanti kalo dingin tidak enak."

"Iya Bik."

Ara berbalik menuju nakas tempat Bik Asih meletakan makanan dan minuman yang dibawanya.

"Bik."

Bik Asih yang sudah berada di depan pintu berbalik.

"Kenapa Non? apa Non butuh sesuatu?"

"Tadi pas Bibik naroh makanan sama minum, kotak musik yang ada di nakas Bibik taroh dimana ya?"

Bik Asih mengernyit. "Bibik tidak lihat kotak musik di nakas Non."

Ara menggaruk-garuk kepalanya. "Seingatku aku taruh di atas nakas deh," ucap Ara pada dirinya sendiri.

"Mungkin Non Ara lupa narohnya, coba diingat-ingat lagi."

"Masak sih?"

"Bik, tadi ada yang masuk kamar Ara nggak? mungkin Tara atau siapa gitu?"

"Nggak ada sih Non, cuma tadi Den Bara bawa Non Ara yang sedang tidur ke kamar ini."

"Yaudah Bik makasih."

"Sama-sama Non." Bik Asih kemudian undur diri.

Ara mencari kotak musik yang sangat berharga baginya ke seluruh ruang kamarnya. Mulai dari lemari, laci, bahkan kolong tempat tidurnya, namun ia tidak menemukanya. Ara bahkan mengabaikan rasa laparnya, ia akan makan jika kotak musik itu sudah ketemu.

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now