32

49.1K 2.8K 266
                                    

Ara terlalu bingung dengan sikap Bara yang berubah-ubah, Bara sendiri yang meminta Ara untuk sementara waktu menjauhi dirinya, tapi sekarang tiba-tiba Bara mengajaknya pergi entah kemana.

Sebuah pesan masuk dari Bara, ternyata Bara sudah ada di depan rumahnya. Ara keluar dari rumahnya yang tampak sepi, karena Yudha dan Tara sedang berlibur di pulau Bali mempersiapkan sweet seventeen untuk Tara, ulang tahun Tara ulang tahun Ara juga. Tapi Yudha hanya mempersiapkan untuk Tara saja.

Di halaman sudah ada mobil Bara dan pemiliknya yang sedang menyender di pintu mobil

"Kamu mau ngajak aku kemana Bar?"

"Jalan-jalan." Wajah Ara tampak berbinar, rasanya tidak adil sekali ia mudah luluh dengan sedikit sikap perhatian Bara.

"Kita mau jalan-jalan ke mana?"

"Bukan kita, tapi sama Rayna juga." Senyum Ara seketika luntur.

"Kenapa Rayna ikut?" ucap Ara dengan wajah sendu.

"Rayna butuh udara baru, jadi gue ajak dia juga."

"Bara, aku cuma mau jalan berdua sama kamu, tanpa ada orang lain."

"Rayna bukan orang lain! dia juga penting dihidup aku!"

"Kenapa selalu Rayna yang kamu pikirin?"

"Harusnya lo berterimakasih sama dia! dia udah ngalah dengan kondisinya yang sakit! dia rela lepasin gue buat lo yang nggak tau malu ini! Nggak mudah buat Rayna yang dulunya jadi pacar gue sekarang tiba-tiba jadi sahabat!"

Haruskah Bara menjelaskan dengan detail hubungan yang pernah dijalinya dengan Rayna? Bara mengikatnya dengan hubungan toxic yang semakin hari semakin parah melukai fisik juga psikisnya.

Rayna keluar dari mobil, ia berdiri di samping Bara. "Bara, aku minta maaf, gara-gara aku kamu jadi berantem sama Ara. Aku nggak akan ikut kalo Ara nggak setuju."

Bara menahan tangan Rayna. "Nggak, kamu tetep ikut, yang mutusin aku bukan dia."

"Tapi nanti kalo Ara marah sama kamu gimana?"

"Dia nggak akan marah."

Apa Bara bilang? tentu saja ia marah, sayangnya Ara tidak bisa mengekspresikan kemarahanya di hadapan Bara. Ia hanya bisa memendamnya.

"Bara, aku duduk dimana?"

"Terserah kamu mau duduk dimana."

"Di depan boleh nggak?"

"Nggak ada yang ngelarang Ray."

Rayna duduk di depan sebelah Bara, sedangkan Ara masih diam di tempat, Bara seakan lupa dengan keberadaanya.

"Buruan masuk!" Bara geram dengan keterdiaman Ara.

Ara duduk di belakang. Ia hanya bisa menyaksikan Rayna terlihat akrab dengan Bara, sesekali mereka terlihat tertawa. Semakin hari Bara semakin keterlaluan meremukan hatinya.

***

Mobil Bara berhenti di sebuah restoran ala korea. Bara keluar lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk Rayna. Bara dan Rayna lebih dulu berjalan dan Ara mengikutinya dari belakang.

Mereka sibuk memilih menu. "Lo mau pesen apa?" tanya Bara kepada Ara yang duduk di depan cowok itu, sementara Rayna duduk di sebelah Bara.

"Aku ngikut aja."

"Aku pilihin buat Ara ya Bar?" tanya Rayna kepada Bara.

Harusnya Rayna bertanya kepadanya, bukan pada Bara. Rayna seolah enggan berbicara padanya. Ara hanya bersikap bodoamat, ia sudah banyak tertimpa masalah, ia tidak ingin memikirkan masalah yang menurutnya kurang penting.

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now