34

48.2K 2.7K 111
                                    

"Ara .." Feli berlari menghampiri Ara yang sedang berbaring.

"Gue kaget pas denger kabar lo masuk rumah sakit Ra."

"Bara mana?"

Ara menggeleng, saat ini ia tidak ingin mengingat-ingat nama Bara.

"Tuh anak emang bajingan! udah selingkuh! bikin lo masuk rumah sakit! terus main pergi gitu aja! Nggak punya rasa bersalah sedikitpun apa?!"

"Bara anjing!!"

"Sia! nggak boleh ngomong kasar," tegur Glen. Bukanya cowok itu membela Bara, ia hanya ingin Feli menjaga bicaranya, apalagi ditempat umum.

"Diem lo cowok mesum!"

"Hahaha, lu diem-diem menghanyutkan Glen."

"Ini rumah sakit Ki, bukan pasar malem, ketawa lo udah kayak orang kesurupan!"

"Tau tuh!" imbuh Glen kesal dengan Roki.

"Siapa yang bilang ini pasar malem Juki." Roki memang kadang memanggil Juan dengan plesetan Juki."

"Juki guru BK lo tolol!"

"Guru BK kesayangan lo juga."

"Kesayangan pala lo!"

"Katanya kan ketos sama guru BK bersahabat dengan baik."

"Sahabat sehidup semati Ki!!" ketus Juan.

"Xixixi, Juan mulai frustasi."

Sementara Brian tidak memperdulikan ketiga cowok tersebut, pandanganya terus menatap Ara. Brian melihat perubahan drastis pada Ara. Semakin hari gadis itu semakin kurus, dan terlihat jelas pula kantung mata Ara.

"Ra, lo tuh harus tegas sama Rayna, yang pacarnya Bara tuh lo bukan dia, kalo perlu labrak dia sekalian biar dia nggak kegatelan! nanti gue bantu deh."

Ara hanya menggeleng.

"Ra, kenapa lo dari tadi diem aja? lo baik-baik aja kan?"

Ara memberi Feli kode untuk mendekat lewat gerakan tanganya. Kemudian Ara membisikan sesutu di telinga Feli. Saat ini, hanya Feli yang ia percaya. Dan semoga saja Feli tetap menjadi temanya apapun keadaan yang menimpanya.

Feli menatap empat cowok yang sedang berdiri di belakangnya. Mereka sudah seperti bodyguard Feli. "Kalian para cowok keluar dulu, gue mau bicara empat mata sama Ara."

"Cewek kalo udah ketemu cewek ujung-ujungnya ya gibah."

"Itu tradisi turun temurun Ki, jadi harus dilestarikan."

"Kita para cowok juga punya tradisi."

"Apa?"

"Ke kamar mandi."

"Gobloknya!" Juan langsung menjitak kepala Roki.

"Nggak ada lawan," lanjut Brian.

"Mandi maksud gue, otak lo suudzon mulu!"

"Gue lempar pake sepatu kalo masih ngebacot!!"

"Sia!" Peringat Glen.

Feli hanya memutar bola matanya malas.

Mereka berempat keluar dari ruang rawat inap Ara. Meninggalkan Ara dan Feli di dalam.

"Fel?" Ara membuka suara setelah beberapa menit terdiam.

"Iya Ra?"

"Boleh aku peluk kamu?" tanya Ara pelan.

"Ya boleh lah, kayak sama siapa aja."

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now