16

49.3K 2.8K 34
                                    

"Gue iri sama kehidupanya Bara, punya keluarga utuh dan nggak pernah ngerasain patah hati."

_Brian_

***

"Coba gue lebih dulu kenal Ara, mungkin dia udah jadi cewek gue. Jadi gue bisa ngelindungin dia."

"Belum tentu dia mau sama lo."

Byur!!

Brian dengan sengaja menyemburkan minuman yang belum ia telan ke baju Juan.

"Brianjing!!"

Juan reflek mengumpat, sedetik kemudian ia menepuk-nepuk mulutnya.

"Astaghfirullah, astaghfirullah.. ya Allah maafin Juan telah berbicara kasar, ini gara-gara temen Juan yang sudah menzolimi hambamu ini."

"Matamu mendzolimi!! lo lama-lama sama ngeselin kayak Roki!"

"Nggak usah ngegas napa! maksut gue gini, lo tau sendiri kalo Monic suka sama lo."

"Gue nggak peduli."

Juan memutar bola matanya malas, bukan hanya Bara yang suka menyela omongan, kini Brian juga.

"Dia sama liciknya kayak Tara, nggak menutup kemungkinan Monic bakal ngelakuin banyak cara buat misahin lo sama Ara. Dia bisa nyelakain Ara. Lo bukanya bikin dia aman, tapi malah nambah beban hidupnya."

"Setidaknya gue nggak kasarin Ara. Gue tau Ara itu tersiksa sama Bara, harusnya Ara itu mutusin Bara."

"Lupa kalo Bara itu pemaksa?"

Brian menghela napas. "Harusnya yang kalah itu antagonis, tapi sayangnya semestara sedang berpihak padanya."

"Cukup ya, nggak usah perjuangin yang udah jadi milik orang lain. Karena setulus apapun perasaan lo sama Ara, lo tetep jadi orang ketiga yang dicap sebagai perusak hubungan orang."

***

Bara membawa Ara ke tengah lapangan. "Lo denger semuanya! kalo perlu buka leber telinga kalian!”

Bara merangkul pundak Ara, hal itu mampu menarik atensi para siswa siswi seantero.

“Gue selama ini nyembunyiin hubungan gue sama Ara! karena gue nggak mau jadi topic pembicaraan di SMA ini! tapi kali ini gue nggak akan sembunyiin lagi! mengingat ada orang ketiga yang mau ngehancurin hubungan gue sama Ara. Dia Ananditaswara adalah cewek gue, inget itu!”

Bara tersenyum miring ketika Brian ikut menyaksikan. Cowok dengan rambut acak-acakan itu mengepalkan tanganya, siap untuk menghajar Bara.

Para siswa siswi terutama teman sekelas Ara tentu kaget dengan pengakuan yang diberikan Bara, yang benar saja, gadis yang dianggap aneh oleh teman sekelasnya karena suka menyakiti diri sendiri, ternyata pacar Bara.

Bisa dibayangkan bagaimana malunya Ara saat ini, kali ini lebih memalukan dari pada kejadian di taman kemarin.

“Bara, aku bingung sama kamu, kamu bilang nggak suka sama aku. Terus kenapa harus repot-repot ngasih tau ke semua orang tentang hubungan kita.”

“Lo nggak ada hak buat tau! tugas lo cuma nurut sama gue!"

"Lepas! aku mau balik ke kelas." Ara berusaha menyingkirkan tangan Bara yang mendekap bahunya, tapi sayangnya Bara semakin mempererat dekapanya.

"DIEM!"

Brian melangkah ke hadapan Bara, mencengkram kerah seragam yang dikenakam Bara. Cowok itu menepis kasar tangan Brian.

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now