21

50K 2.9K 41
                                    

Part ini terdapat beberapa bagian yang bisa bikin baper, yang punya uwuphobia bisa di skip ya, hehehe.


***

Sekarang Ara tau alasan Bara sekacau ini, cowok itu menceritakan permasalah keluarganya.

Bara sempat pingsan karena beberapa hari tidak makan, kadar kemarahan cowok itu bahkan menurun drastis. Dan sekarang Ara berda di apartemen Bara merawat cowok itu, karena Bara menolak untuk pulang ke rumah.

Ara sudah membawakan bubur ayam dan segelas air putih, bukan Ara yang membuatnya, tapi ia membelinya.

"Bara, makan dulu ya?"

"Gue nggak laper."

"Tapi dari kemarin kamu belum makan."

"Terus?"

"Aku nggak mau kamu sakit."

"Lo nggak mau ngerawat gue?"

"Bukan, aku lebih suka kamu yang sehat, makan ya? sedikit juga nggak papa. Setelah itu minum obat, biar cepet sembuh."

"Cerewet!"

"Maaf."

"Suapin."

"Hah?" Apa Ara tidak salah dengar tadi.

"Buruan!"

"Iya."

Ara dengan teleten menyuapi Bara, sampai ke suapan yang terahir. Butuh waktu hampir setengah jam untuk menghabiskan bubur tersebut. Tidak biasanya Bara makan selambat ini, mungkin karena sedang sakit.

"Sekarang minum obatnya ya?"

"Gue nggak mau."

"Bara, kali ini aja, nurut ya?"

"Lo siapa berani ngatur gue?!"

"Iya, aku lupa kalo bukan siapa-siapa kamu." Ara tersenyum miris. Meskipun Bara tidak membentaknya, tapi kata-kata tajam Bara membuat hati Ara sakit.

Bara mendengus. "Lo pacar gue."

'Tapi kamu nggak cinta sama aku,' batin Ara.

"Kenapa obatnya lo masukin lagi?"

"Kamu bilang nggak mau minum obat."

"Sekarang gue mau." Ara menyerahkan dua butir piil kepada Bara.

"Gerus dulu."

Ara tercengang, jangan bilang kalau Bara tidak bisa minum obat. Jika iya, ini sangat berbanding terbalik dengan pembawaanya yang dingin tak tersentuh.

Ara menggerus dua pil tersebut dengan sendok. Kemudian menuangkan pil yang sudah menjadi bubuk ke sendok dan memberi air sedikit.

Bara membuka mulutnya, tanpa bertanya Ara meminumkan obat untuk Bara, kemudian membantu memegangi gelas ketika Bara minum. Persis seperti seorang ibu yang meminumkan obat untuk anaknya.

"Mau kemana?"

"Aku mau pulang dulu, besok aku kesini lagi."

"Jangan pulang!"

"Nggak bisa Bar."

"Kenapa?! takut kalo bokap lo marah?!" Ara tidak menjawab.

"Dia nggak bakal marahin lo kalo dia nggak mau jadi pengangguran."

"Maksut kamu?"

"Bokap lo sekretaris papa gue."

Cowok itu baru mengetahui jika papa dari Ara adalah Yudha, sekretaris Gavin. Itu kenapa ketika Bara bertemu Yudha, laki-laki itu menyambutnya dengan baik.

ANANDITASWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now