1|Violet

448K 27.3K 1.5K
                                    


Bibirnya membentuk lengkungan, saat mengingat seseorang yang sangat ia dambakan untuk menjadi suaminya suatu saat nanti. Tapi takdir dengan jahatnya tidak berpihak pada Violet; takdir lebih memilih menyatukan Sean dengan Rose.

Sangat sulit untuk Violet mendapatkan senyum Sean yang selalu ingin ia lihat. Tapi, dengan mudahnya Rose bisa mendapatkan senyum itu.

"Tanggal 13, hari ini Sean menikah. ternyata, usaha aku bunuh diri kemarin tidak berpengaruh ya." Dia tersenyum perih menyadari bahwa Sean yang dicintainya itu tidak pernah menginginkannya sejak dulu.

"Maaf Sean... maaf... maaf karena aku mencintaimu Sean, aku minta maaf."

Hatinya sangat sesak, bahkan untuk bernapas pun terasa sulit. Isak tangis Violet terdengar menggebu.

Mungkin semua orang berpikir yang dirasakannya ini bukan cinta, melainkan obsesi. Mereka salah, yang dirasakannya adalah cinta, cinta yang begitu dalam.

Cinta butanya ini membuat Sean menderita. Violet memutuskan pertunangan mereka, ia tidak ingin membuat membuat Sean terus terkekang karena ia mengikatnya dengan paksa. Awalnya ia ingin melepas Sean, Violet kira ia bisa, tapi ketika mendengar Sean menjalin hubungan dengan Rose tak lama setelah mereka memutuskan pertunangan, hatinya runtuh, ia tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.

'Selamat menikah Sean.'

Violet melepas alat bantu pernapasan yang terpasang di hidungnya, Dia mulai kesulitan bernapas, dadanya sesak sakit, tapi dia tidak peduli, karena itu adalah tujuannya, mati.

Di akhir hayatnya Violet berdoa untuk kebahagiaan Sean. Da bersedih tidak bisa melihat kebahagiaan lelaki yang dicintainya secara langsung, tapi mengetahui Sean akan hidup bersama perempuan yang dicintainya, itu pun sudah cukup untuk Violet.

'Aku harap, di kehidupan lain Sean menjadi milikku.'

Satu menit kemudian napasnya berhenti berhembus total. Violet berhasil, ia berhasil membunuh dirinya sendiri.

Perempuan licik yang mengganggu kehidupan Sean dan Rose sudah pergi meninggalkan kehidupannya.

••••

"Ini tidak adil!" Violet melempar buku novel sesudah ia membaca halaman yang berisi tokoh antagonis di novel tersebut meninggal.

Padahal sudah berulang kali membacanya, tapi ia masih tidak terima dengan ending novel itu.

Gaby yang tengah mengerjakan tugas dilaptopnyapun menatap heran sang sahabat. "Apa yang tidak adil?" tanya Gaby.

Sebelum menjawab pertanyaan Gaby, gadis itu mengambil sebotol air mineral dan meneguknya habis. "Masa Sean sama Rose happy ending, sedangkan Violet mati?!"

Violet, seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu universitas New York yang masih belum move on dari ending novel best seller beberapa tahun lalu yang berjudul Beautiful Rose. Violet kesal, pasalnya tokoh Violet ini adalah tokoh favoritnya. Tokoh Violet mati bunuh diri karena tunangannya Sean sang tokoh utama mencampakkannya dan lebih memilih Rose sang tokoh utama wanita. Tokoh Violet hanya mencintai Tokoh Sean dengan buta. Dia tidak salah, dia hanya berniat melindungi cintanya. Bukankah yang salah adalah tokoh pendatang yang tiba-tiba membuat Sean jatuh cinta dengan mudahnya, Violet hanya melindungi cintanya.

Gaby bertanya-tanya apa yang dilihat Violet dari tokoh antagonis itu, yang bahkan rela mengorbankan keperawanannya untuk menjebak Sean agar menikahinya, bukankah itu murahan?

Lagipula novel itu sudah lama tamat, tapi kenapa Violet tidak bisa menerima endingnya? "Ya ampun ternyata novel itu, jangan mentang-mentang namamu sama seperti tokoh antagonis itu, kamu jadi mihak yang udah jelas-jelas salah Vi!"

VIOLETWhere stories live. Discover now