44|Tuan Rumah

56.4K 7.1K 301
                                    


Ayah dan Kakak iparnya datang berkunjung ke rumahnya, Miguel secara khusus mengosongkan semua jadwalnya hari ini untuk menyambut kedatangan mereka sebagai tuan rumah.

"Kenapa Ayah dan Kakak ipar terus menatap foto pernikahan Kami? Apa Kalian menyukainya? Foto itu memang yang paling bagus, Aku sendiri yang memilihnya." Miguel sangat senang melihat Ayah dan Kakak iparnya menyukai foto pernikahannya dengan Violet.

"Kenapa ukurannya harus sebesar ini?" tanya Grant.

"Agar para tamu yang datang dapat melihatnya dengan jelas," jawab Miguel.

Dia mencetak foto itu dengan ukuran yang sangat besar dan memesan khusus bingkai untuk memajangnya di ruang tamu.

"Dan kenapa harus foto yang ini?" tanya Lucas.

"Kakak tidak lihat? Aku dan Violet sangat mesra dalam foto itu."

Kenapa Kakak iparnya bertanya seperti itu? Padahal sudah jelas karena di dalam foto Miguel dan Violet sangat mesra, apalagi bibir mereka menyatu.

Lucas menghela napas panjang. Kasihan sekali Adiknya, Adiknya pasti malu mempunyai suami seperti Miguel, Violet yang malang.

Violet mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak mau menatap Ayah ataupun Kakaknya saking malunya.

Lucas menepuk-nepuk bahu adiknya. "Apa Kakak bilang? Miguel itu tidak waras, seharusnya Kau mau dikenalkan dengan rekan bisnis Kakak," bisik Lucas pada Violet.

"Kakak membisikkan apa pada istriku?"

"Dasar kepo," kata Lucas.

"Ayah pasti lapar, ayo Kita makan, Violet memasak makanan spesial untuk Ayah." Violet menggandeng Ayahnya ke ruang makan.

Grant tersenyum lalu mengangguk. Mereka berdua berjalan terlebih dahulu ke ruang makan.

Grant terkejut kala melihat makanan yang ada di meja makan dengan jumlah yang banyak dan beraneka ragam. "Kau yang memasak semua makanan ini?"

"Miguel membantuku, dia sangat membantu," bohong Violet, karena pada kenyataannya Miguel hanya membantu mengaduk-aduk masakan dan menyicipinya saja.

Violet tidak mau Ayahnya berpikir Miguel jahat karena membiarkannya memasak semua makanan yang tersedia di meja makan, itu sebabnya ia berbohong.

Grant lega mendengarnya, tadinya ia akan memukul kepala Miguel kalau membiarkan putrinya memasak semua makanan ini sendiri.

"Cobalah, Ayah pasti menyukainya. Masakanku sekarang semakin enak, Miguel bahkan selalu menghabiskan tanpa sisa," ujar Violet percaya diri.

Grant mengangguk, dia memakannya. "Enak, masakanmu bahkan lebih enak dari ibumu."

Violet tersenyum simpul mendengar kata ibu, dia bahkan tidak pernah merasakan bagaimana rasanya punya ibu di dunianya dulu maupun sekarang.

"Sayangku memang pandai memasak."

"Adikku memang pandai memasak."

Miguel dan Lucas saling memandang saat mengucapkan kalimat yang sama diwaktu bersamaan.

"Eh? Kakak ipar mengikuti kalimatku ya."

Sebelah mata Lucas berkedut, memangnya siapa yang mau menirunya?

"Cih, Siapa yang mengikuti kalimatmu?"

"Kakak ipar tidak mau mengakuinya, lagi pula tidak apa-apa kok mengikuti kalimatku, aku tidak keberatan sama sekali."

"Dasar tukang caper," kata Lucas.

"Caper itu apa?"

"Dasar kolot," ucap Lucas sekali lagi mengatai Miguel.

VIOLETTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon