12|Club

128K 14.3K 117
                                    

"Kau yakin ini tidak apa-apa Jenn?" tanya Violet pada Jennifer.

Jennifer mengajaknya ke salah satu club malam yang sering dikunjunginya bersama Max dan Miguel yang kadang-kadang ikut. Violet menyetujuinya karena teman barunya itu terus memaksa Violet. Dan untungnya, ayahnya itu sedang tidak berada di rumah karena ada masalah mendadak yang mengharuskan beliau mengurusnya langsung. Sebenarnya ia juga sedikit penasaran tentang tempat itu, dulu salah satu teman kuliahnya pernah mengajaknya ke club tapi Violet tolak karena saat itu ia tidak terlalu tertarik pergi ke tempat yang tidak ada manfaatnya itu.

Sejujurnya Violet takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada mereka, bagaimana jika ada orang yang melecehkan mereka? bagaimana jika saat mereka mabuk dan tidak sadarkan diri tiba-tiba ada orang membawa mereka pergi ke hotel? demi Tuhan, itu sangat-sangat mengerikan. Mereka masih dalam perjalanan menuju club, masih sampat jika ingin merubah tujuan mereka.

"Ayolah Violet, dari dulu aku tidak pernah mempunyai teman perempuan, aku selalu ingin pergi berdua ke sana bersama teman perempuanku seperti ini." Jennifer menatap penuh harap pada teman barunya itu.

"Baiklah, tapi jangan minum terlalu banyak. Aku tidak ingin kau merepotkanku."

"Aku cukup kuat untuk meminum minuman seperti itu, aku janji tidak akan merepotkanmu. Nah, sudah sampai." Jennifer memarkirkan mobilnya sebelum masuk ke dalam.

Saat masuk ke dalam, dengan refleks Violet memegang telinganya karena musik yang berdentum dengan volume yang kencang. Matanya melirik ke seluruh sudut club, pandangannya menangkap banyak orang yang sedang asik menari sesuai irama musik, ada juga yang hanya duduk sambil minum, dan pemandangan yang paling tidak ingin ia lihat adalah sepasang orang dengan jenis kelamin yang berbeda berciuman dengan panas di berbagai sudut club.

Jennifer menarik Violet ke salah satu sofa yang tersedia lalu duduk di sofa itu. "Ayo kita duduk di sana."

Jennifer melambaikan tangannya kepada pelayan, Violet rasa gadis itu sedang memberi kode pesanannya.

"Terima kasih Al," ucap Jennifer pada bartender yang membawakan dua botol yang berisi minuman beralkohol.

"Tentu, kau tidak bersama Max dan Miguel? dan siapa Nona cantik ini?" tanya Al.

"Kenalkan, dia Violet temanku. Violet, kenalkan dia Al, bartender sekaligus pemilik club ini."

"Wow. Akhirnya kau mempunyai teman perempuan ya Jenn."

"Ya, standar pertemananku memang tinggi."

Selama hidupnya Jennifer selalu memilih-milih dalam pertemanan, ia mungkin bisa dekat dengan siapa saja tapi tidak pernah menganggap mereka teman sesungguhnya. Miguel dan Lucas adalah teman pertamanya, saat kecil mereka dikenalkan oleh kedua orang tuanya yang bekerja sama dalam bisnis. Tapi saat SMA, Jennifer tertarik pada seseorang, seseorang itu adalah Max. Bagi Jennifer, Max adalah takdir untuknya.

"Salam kenal Violet. Cobalah minum ini." Al menuangkan minuman pada gelas lalu memberikannya pada Violet.

"Terima kasih Al." Violet menerimanya lalu meminumnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Jennifer.

"Tenggorokanku terasa panas." Jawaban jujur dari Violet membuat Jennifer tertawa.

"Kau akan mulai terbiasa."

"Al benar, ini hanya karena kau belum terbiasa. Ayo minum lagi Vi." Jennifer meneguk minuman beralkohol digelasnya.

"Aku harus kembali, jika membutuhkan sesuatu kalian bisa memanggilku." Al kembali ke tempatnya, masih banyak pelanggan yang membutuhkannya.

Jennifer meminum minuman beralkohol itu langsung dari botolnya, ia sudah bosan memakai gelas yang sangat kecil itu lalu menuangkan penuh pada gelas Violet yang kosong.

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang