6|London

171K 19.8K 907
                                    

Aku mau Republish cerita ini dan update 2 Minggu sekali, bagi kalian yang mau baca duluan semua chapternya bisa baca di karyakarsa(link di bio), perchapter cuma 2rb ya.

••••

"Aku ingin berlibur, tapi ke negara mana?" gumamnya. Violet berencana pergi liburan, tapi Dia bingung akan tujuannya kemana.

Setelah berpikir-pikir, Violet memutuskan untuk pergi ke kota London. Masa bodoh mau kemanapun itu, yang terpenting adalah liburan! Dia harus membantu sang ayah untuk menghabiskan uangnya, Violet tipikal anak yang berbakti bukan? dia sangat mengerti ayahnya memiliki uang yang sangat banyak. Kasihan sekali ayahnya yang pasti kebingungan bagaimana cara untuk menghabiskan uangnya itu.

Violet bangkit dari kasurnya lalu mencari keberadaan sang Ayah.

"Ayah," panggil Violet.

Violet menemukan Ayahnya yang sedang meminum jus buah, tampaknya ayahnya itu baru saja selesai melakukan olahraga paginya, terbukti dengan beberapa keringat yang masih tersisa di dahinya dan handuk kecil yang ada di bahunya.

"Ada apa Violet?"

"Aku ingin liburan ke London, boleh?" tanyanya. Sejujurnya Violet ragu ayahnya tidak akan memberinya izin.

"Tentu. Ayah tidak pernah melarangmu bukan? kau mau berangkat kapan? sekarang? kau bisa menggunakan pesawat pribadi kita," ujar Grant.

Violet terkesiap, ia senang karena ayahnya mengijinkannya. Mendadak Violet teringat ayahnya di dunianya dulu, ayahnya dulu lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri daripada dirinya, tapi meski begitu, Violet tetap menyayangi ayahnya itu.

Violet memeluk ayahnya. "Terima kasih Ayah."

"Apapun untuk princess Ayah yang paling cantik," ucapnya sambil mengelus rambut putrinya.

••••

Saat ini pukul 9 malam di London. Badannya terasa remuk setelah menempuh perjalanan panjang.

Violet menunggu orang suruhan ayahnya yang bertugas menjemputnya di bandara.

Matanya menangkap seorang pria yang terlihat berumur 40 tahun berjalan menghampirinya. Violet pikir, pria tua itu adalah suruhan yang dimaksud ayahnya untuk menjemputnya.

Pria itu melihat selembar foto yang dipegang dengan seksama. "Lady Violet?" tanya pria itu memastikan.

Violet mengangguk membenarkan. "Yes that's right." (Ya benar.)

"I'll take Lady Violet to the hotel." (Saya akan mengantar Nona Violet ke hotel.) Pria itu membawa koper Violet dan menuntunnya ke mobil.

"Thank you Sir." (Terima kasih pak.)

••••

Sangat sulit untuk tidak terpukau melihat kemewahan kamar hotel ini. Kamar yang dilapisi lantai marmer mulai dari area lobi, hotel ini bahkan memiliki layanan private butler dan supir pribadi, dan memiliki ruang spa sendiri. Tidak heran dengan harganya yang sangat mahal.

Malam ini Violet hanya membersihkan diri lalu segera tidur, dia harus menyiapkan tenaganya untuk besok hari berjalan-jalan mengelilingi kota London yang indah.

Pagi harinya Violet terbangun jam 6 pagi, malam tadi tidurnya nyenyak seperti biasa, tapi badannya sedikit pegal karena perjalanan kemarin. Violet memutuskan untuk pergi ke ruang spa, dia membutuhkan sedikit pijatan agar tubuhnya lebih relaks.

Sebari punggungnya dipijat, Violet menyalakan handphonenya yang belum ia aktifkan dari kemarin. Seketika, handphonenya terus bergetar selama beberapa menit.

VIOLETWhere stories live. Discover now