26|Hadiah

78.2K 8.8K 542
                                    

Selamat membaca 🤍

Sean mengejar langkah Rose yang berlari ke luar dari rumahnya. Tepat sampai depan pintu masuk utama rumah ini Sean berhasil menahan lengan Rose, bagaimana pun ia tidak ingin perempuan ini pergi meninggalkannya. "Jangan pergi Rose... Aku mohon," pinta Sean.

Rose menarik tangannya kembali, ia menatap lurus kedepan tanpa melihat Sean yang berdiri di belakangnya. "Maaf Sean. Hubungan kita ini sulit, Aku takut hubungan ini akan menghancurkanmu," lirih Rose.

"Aku siap menjalaninya bersamamu. Kau tidak perlu khawatir jika Aku keluar dari keluarga ini, meski Aku membangun usahaku dari nol, Aku janji tidak akan membuatmu sulit, Rose."

Rose membalikkan badannya, wanita itu menatap Sean sepenuhnya.

Sean menatap Rose yang kini sedang melihatnya dengan air mata yang masih tersisa di kelopak mata perempuan itu.

"Bukan itu yang aku takutkan. Aku hanya tidak ingin menjadi penyebab keretakan hubunganmu dan keluargamu."

Sean menggenggam tangan Rose kuat untuk meyakinkan wanita itu. "Jika itu yang kau takutkan, kau tidak perlu khawatir Rose. Mereka pasti akan mengerti bagaimana keadaannya, setelah beberapa lama aku pergi dari rumah ini, mereka pasti akan mencariku dan menerima hubungan kita."

"Bagaimana jika tidak?"

"Itu tidak mungkin, karena aku adalah anak mereka."

Rose menghela napas berat lalu memalingkan wajahnya ke samping. "Itu tidak bisa menjamin kehidupanmu kedepannya Sean. Bagaimana jika setelah kau keluar dari keluarga Gillgan kau tidak bisa masuk lagi?"

Bibir Sean seakan terkunci, ia tidak bisa menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut kekasihnya. Jika Sean benar-benar keluar dari keluarga Gillgan, ia tidak akan bisa mudah kembali ke dalamnya dengan mudah, Sean tahu itu dengan jelas lebih dari siapapun. Papanya tidak akan peduli.

"Sebenarnya Aku sempat ragu untuk menerima pernyataan cintamu, tapi karena aku mencintaimu... aku yang begitu bodoh ini malah kesenangan dan langsung menerimamu menjadi kekasihku..." Air mata Rose mulai menetes kembali.

"Sebaiknya kita sudahi saja Sean, Aku akan mengundurkan diri dari pekerjaanku."

Sean memegang bahu Rose dengan tangannya yang bergetar. "Jangan Rose... aku mohon jangan tinggalkan aku. Tolong beri aku waktu lagi." Sean memohon pada Rose agar tidak meninggalkannya. Sean tidak ingin sendiri lagi di dalam keluarga Gillgan yang mengerikan.

"Aku janji akan membuat mereka menerimamu."

Melihat raut wajah Sean yang sendu membuat Rose iba, ia akhirnya mengangguk. "Baiklah. Aku akan tetap bersamamu dan tidak akan pergi Sean. Aku akan bertahan lebih lama lagi, meskipun itu menyulitkan." Rose tersenyum tulus pada Sean lalu memeluk lelaki itu.

Sean bernapas lega. Rose tidak pergi, ia tidak kehilangan Rose, dan Rose akan selalu menemaninya di sini.

"Terima kasih," gumam Sean.

••••

Tok...tok...tok...

"Nona Violet, ada kiriman untuk Anda," ucap seorang pelayan dari balik pintu kamarnya.

Violet menyudahi bacaannya lalu melangkah membuka pintu kamar.

Violet dapat melihat tangan pelayan yang memegang kotak yang terlihat mewah.

"Apa itu?" tanyanya.

Violet sedikit curiga kotak itu teror-teror yang berisi bangkai-bangkai hewan seperti dalam film-film yang pernah Violet tonton. Terlalu overthinking memang, tapi itu cukup sering terjadi pada anak kaya raya sepertinya.

VIOLETWhere stories live. Discover now