16|Lost contact

99.4K 11.3K 158
                                    


Violet menatap lama ponselnya, sudah dua hari Miguel tidak menghubunginya, Violet tentu merasa ada keganjilan karena biasanya pria itu menghubunginya lewat pesan teks atau telepon tanpa terlewatkan satu hari pun. Violet berpikir mungkin Miguel sedang sibuk oleh pekerjaannya yang menumpuk itu, gengsinya terlalu tinggi untuk menghubungi Miguel duluan.

Violet mendengar suara ketukan pintu, lalu ia membuka pintu kamar. "Ada apa Kak?" tanya Violet melihat Lucas di depan kamarnya.

Lucas menyelonong masuk ke dalam kamar tanpa menjawab pertanyaan adiknya. Lucas mendudukkan diri di atas sofa. "Kemari," perintah Lucas.

Violet duduk di samping kakaknya. "Sebenarnya ada apa Kak?" Violet menatap bingung Lucas, kakaknya ini membuatnya bertanya-tanya apa yang akan dilakukan kakaknya itu.

Sambil melihat-lihat sebuah foto, Lucas bertanya, "Bagaimana hubunganmu dengan Miguel?"

"Baik-baik saja, tapi dua hari ini dia belum menghubungiku."

"Kurasa si licik itu tidak serius denganmu baby. Putus saja ya?" hasut Lucas.

Putus dengan Miguel? rencana balas dendam akan berantakan kalau begitu, Violet menggeleng tidak mau. "Tidak bisa Kak. Aku mencintainya."

Lucas merasa dongkol pada Violet, adiknya ini selalu saja keras kepala. Saat dengan Sean pun adiknya ini dengan keras kepala memperjuangkan cintanya itu yang pada akhirnya berakhir juga.

Lucas menyodorkan beberapa lembar foto pada Violet. "Lihat semua foto ini, mereka semua adalah kenalan Kakak. Kau bisa memilih salah satunya." Lucas tidak sembarang pilih, pria yang menjadi pasangan Violet harus memiliki tampang yang oke, uang, dan kekuasaan untuk melindungi adiknya. Lucas bahkan membawa semua biodata lengkap dari pria-pria itu.

Violet menatap malas kakaknya, kenapa kakaknya ini sangat tidak menyukai Miguel? bukankah katanya mereka teman semasa SMA? Violet dengan terpaksa melihat satu persatu foto pria-pria itu. "Yang ini baby face sekali," komentarnya.

"Kau menyukainya?" tanya Lucas.

"Emm... tidak. Aku akan terlihat seperti kakaknya dibandingkan kekasihnya nanti." Lagi pula tipe Violet itu pria yang maskulin.

"Bagaimana dengan yang ini? dia pembisnis asal Italia. Umurnya selisih 6 tahun lebih tua darimu." Tunjuk Lucas pada salah satu foto.

"Badannya terlalu besar, aku tidak suka."

"Yang ini adalah tipeku." Violet memberikan salah satu foto pada Lucas.

Lucas mengamatinya, lalu melihat biodata pria itu. "Yang ini batal, dia duda beranak satu." Sialan. Bagaimana bisa anak buahnya meloloskan duda ke dalam daftar calon pasangan untuk adiknya.

Violet terkekeh, ia merasa lucu respons kakaknya tadi. "Padahal pria itu yang paling tampan menurutku."

"Bagaimana yang ini? dia keturunan bangsawan, hartanya tidak akan habis walau kau berfoya-foya setiap hari. Dia juga tak kalah tampan dari duda tadi. Bagaimana? jika kau tertarik aku akan berbicara pada ayah untuk menjodohkanmu dengannya." Lucas masih berusaha menarik perhatian adiknya agar mau di kenalkan pada kenalannya.

"Uang Miguel juga tidak akan habis jika aku pakai untuk berfoya-foya setiap hari. Jadi apa bedanya?"

"Miguel memiliki senyum bak iblis. Lihat, kenalanku ini seperti malaikat bukan?"

Diam-diam Violet menyetujui perkataan Lucas, senyum Miguel sangat mengerikan tapi tak menutup ketampanannya yang menawan. "Karena itu aku menyukainya, bukankah Miguel terlihat sangat seksi?" ujar Violet tak yakin.

"Kau menyukai pria seksi? kakak akan mencarinya lagi untukmu." Lucas membereskan foto dan biodata yang ia bawa lalu melangkah keluar kamar adiknya.

"Kak! tidak perlu. Aku sudah memiliki Miguel." Violet menatap Lucas memohon agar tidak perlu repot-repot menjodohkannya dengan pria lain.

Lucas memang melemah terhadap tatapan Violet, ia tidak bisa membantahnya. "Baiklah."

••••

"Aku mohon...."

Jennifer memandang penuh kemenangan saat Miguel Gillgan memohon kepadanya.

"Aku tidak mau, lepaskan tanganku Miguel!"

Miguel terus memegang tangan Jennifer. Ia memohon untuk membantunya menemui Violet. Sudah dua hari Violet tidak bisa dihubungi, saat Miguel ke rumahnya pun banyak penjaga yang menghalanginya masuk. Miguel tahu ini ulah siapa, memangnya siapa lagi jika bukan calon kakak iparnya? Lucas bagaikan kakak ipar kejam dalam film yang sering ditonton mamanya.

"Kau harus membantuku Jennifer...." mohon Miguel dengan lirih.

"Lepaskan dulu tanganku. Tanganmu bau." sarkas Jennifer.

Miguel harus bersabar, Jennifer memang menyebalkan dari dulu. Ia menarik tangannya dari tangan Jennifer.

Jennifer mengambil parfum dari tasnya lalu menyemprotkan pada tangan yang tadi dipegang Miguel.

"Kau tidak perlu sampai memakai parfum untuk tanganmu! dan tanganku tidak bau Jenn!" ucap Miguel. Dia merasa terhina oleh perlakuan Jennifer.

Jennifer tampak tidak peduli. Dia mengibaskan tangannya supaya tangannya kering dari cairan parfum. "Ada syaratnya." Jennifer tersenyum licik pada Miguel.

"Apapun akan aku lakukan!" ucap Miguel mantap.

"Kau harus memberi cuti pada Max selama tiga hari. Bagaimana?" Ini sebagai balasan kemarin kau memperbudak kekasihku!

"Tiga hari terlalu lama. Aku akan memberi Max satu hari cuti."

Lalu bagaimana denganmu kemarin bodoh? "Ya sudah, aku tidak mau membantumu kalau begitu."

"Baiklah cuti tiga hari untuk Max setelah kau berhasil membantuku bertemu Violet!"

"Deal!" Jennifer tersenyum puas. Liburan i'm coming!

"Ah tunggu satu lagi."

Miguel menatap jengkel. "Apa lagi?"

Jennifer memberikan ponselnya pada Max. "Sayang, tolong fotokan aku ya," ujar Jennifer pada Max yang sedari tadi diam menyaksikan drama mereka berdua.

"Kau harus begini." Jennifer mempraktikkan posisi, ia berjongkok dengan bertumpu satu kaki.

Miguel hanya menuruti perintah Jennifer, ia tidak tahu apa yang dilakukannya. Jennifer duduk di kursi sambil menyilangkan kakinya.

"Ulurkan tangan bodoh," suruh Jennifer.

Jennifer menyentuh tangan Miguel, bukan, Jennifer hanya menyentuh ujung jari Miguel.

Cekrek.

Foto sudah diambil. Jennifer tertawa senang melihat hasilnya yang bagus, dirinya bak tuan putri sedangkan Miguel bak budaknya. Ia mengposting foto itu ke akun Instagr*mnya.

"Followersku pasti akan melonjak naik."

"Kau menjual wajah mahalku Jennifer!"

Bisa-bisanya Miguel menuruti perintah bodoh Jennifer, Max hanya menggelengkan kepala lalu melanjutkan pekerjaannya.

Mata Jennifer terbelalak kaget, ia menutup mulutnya dengan tangan. "Lihat!! followers ku melonjak naik dengan drastis! ini pasti karena wajahku yang sangat tidak manusiawi," ucap Jennifer percaya diri.

Miguel tertawa remeh. "Itu pasti karena ada aku di dalamnya."

"Coba kita lihat komentarnya," tantang Jennifer.

Miguel dan Jennifer membaca komentar pada foto tadi. Ternyata mereka semua hanya mengomentari paras Miguel. Jennifer kesal lalu langsung menghapus postingannya, ia tidak rela jika akun instagr*mnya dipenuhi orang-orang yang kagum akan paras Miguel.

"Pesonaku memang tidak bisa ditolak. Benar begitu Jenn?"

"Pesona apanya? kau itu jelek!" Dengan perasaan kesal Jennifer meninggalkan ruangan.

"Sayang kau akan kemana?" tanya Max.

"Aku pulang!" teriak Jennifer.

••••

Terima kasih sudah membaca cerita ini🤍

-051121-

VIOLETWhere stories live. Discover now