17|Meet

97.4K 10.6K 191
                                    

Sesuai kesepakatannya dengan Miguel kemarin, Jennifer hari ini mengunjungi kediaman Loraine.

"Nyaman sekali," gumam Jennifer setelah melempar tubuhnya ke kasur milik Violet.

"Kenapa banyak sekali penjaga di gerbang?" tanya Jennifer. Dia heran, bahkan mobilnya diperiksa dahulu sebelum diperbolehkan masuk ke dalam.

"Benarkah? Aku tidak tahu. Mungkin, untuk berjaga-jaga?" jawab Violet tidak yakin karena ia baru mengetahuinya sekarang.

"Sudahlah. Tidak penting juga memikirkannya."

"Jadi apa tujuanmu kemari Jenn?" tanya Violet langsung.

Jennifer yang sedang berbaring langsung mendudukkan dirinya. Ia hampir saja lupa apa tujuannya kemari.

"Sebenarnya aku terpaksa kemari. Maksudku bukan berarti aku tak ingin bertemu denganmu," jelas Jennifer takut Violet salah paham.

"Jangan khawatir Jenn, aku mengerti, Lanjutkan saja ucapanmu."

"Sebenarnya Miguel yang memaksaku untuk membantunya agar bisa menemuimu. Aku membantunya karena dia berjanji untuk memberi cuti tiga hari untuk Max. Aku tidak sabar liburan bersama Maxku yang imut!"

"Kenapa Miguel tidak menghubungiku langsung?" tanya Violet. Padahal kan Miguel bisa mengirim pesan atau telepon padanya, jadi tidak perlu lewat Jennifer.

Jennifer mengedikkan bahunya. "Kata si bodoh itu kau tidak bisa dihubungi," jawab Jennifer sambil mengemut permen.

Violet langsung mengecek ponselnya. 'Kenapa nomor Miguel terblokir?' Seingatnya ia tidak pernah memblokir nomor Miguel.

"Mungkin aku tidak sengaja memblokir nomornya kemarin."

Jennifer terbahak saat tahu nomor Miguel yang terblokir oleh Violet. "Sekali-kali kau memang harus memblokirnya, dia pasti mengganggumu kan?"

"Ya, terkadang memang begitu." Violet terkekeh. Setiap hari Miguel memang selalu mengirim pesan padanya, pesan yang sangat random dan selalu mengirim banyak emoji love, Violet menyebutnya alay. Pada malam harinya, di telepon Miguel akan banyak berceloteh entah mengeluh karena kerjaan yang menumpuk atau Max yang membuatnya kesal.

"Tapi, itu cukup menghibur," tambah Violet.

"Apa kau sudah tidur dengan Miguel?" tanya Jennifer penasaran.

"Kami tidur bersama saat di apartemennya."

"Maksudku tidur yang bukan hanya tidur. Kau mengerti kan?"

Violet mengerti maksudnya. Wajahnya memerah karena Jennifer membahas hal sensitif itu. "Kami belum melakukan itu. Aku hanya ingin melakukannya sesudah menikah."

"Baguslah kalau begitu. Aku tak menyangka si bodoh itu bisa menahan hasratnya."

Violet tersenyum kaku, ia tidak ingin menceritakan tentang Miguel yang hampir lepas kendali saat mereka berada di London.

"Ah, maaf. Aku lupa menawarkan minum untukmu Jenn."

"Tidak perlu meminta maaf Vi, lagi pula aku tidak terlalu haus."

"Kami mempunyai cake yang enak di dapur, kau pasti suka. Aku akan mengambil beberapa untuk kita. Kau mau sesuatu yang lain?" tawar Violet.

"Aku ingin jus alpukat. Kenapa tidak menyuruh pelayan saja? kau tidak perlu repot-repot mengambilnya." Selama hidupnya, Jennifer selalu menggunakan keberadaan pelayan dengan baik, tapi kenapa Violet tidak? padahal yang ia lihat terdapat dua pelayan di luar kamar yang sedang mengerjakan tugasnya.

Violet tidak tahu kenapa, ia hanya merasa senang jika pergi ke dapur yang banyak dengan kudapan. "Kau tunggu saja di sini, oke?" Violet melangkah keluar.

VIOLETWhere stories live. Discover now