22|Sean sakit

87.6K 10K 434
                                    


Violet terdiam sejenak sebelum membuka pintu kamar seseorang yang sangat enggan ia temui. Di balik pintu itu ada Sean yang mungkin tengah tidur di ranjangnya. Pria itu sedang sakit dan Darla meminta bantuan Violet untuk mengurus anaknya itu karena saat ini Darla dan Neilson sedang menghadiri pertemuan dengan kolega mereka. Sean tidak suka orang lain masuk kamarnya, oleh karena itu Darla meminta pertanyaannya, kenapa tidak Rose saja yang mengurusnya? itu sangat tidak mungkin, karena keluarga Gillgan tidak mungkin mengizinkannya memasuki rumah mereka.

Mama meminta Violet untuk mengurus langsung mantan tunangannya, disaat Miguel tidak ada di negara ini, apa yang dipikirkannya? sebenarnya Violet sudah menduganya, Darla pasti masih mengharapkan agar ia dan Sean tetap bersama, padahal Violet saat ini sudah menjadi kekasih dari anak sulungnya. Violet mengerti apa yang Darla inginkan, tapi ia tidak akan pernah menjalin hubungan lagi dengan pria bodoh itu. 

Violet membuka pintu kamar perlahan, ia melangkah masuk. Gelap, Violet bahkan tidak bisa melihat dengan jelas isi kamar itu. Violet membuka gorden hingga sinar matahari masuk kedalam kamar yang membuat lelaki itu membuka matanya sedikit.

"Keluar," ucap Sean dengan suara paraunya.

Violet menatap Sean yang kini lemah tak bertenaga. Sebenarnya Violet sangat malas untuk mengurus pria yang ia benci ini, tapi Violet tidak bisa mengabaikan orang yang sedang sakit kan? percayalah Violet sangat terpaksa. Violet meletakkan punggung tangannya pada dahi Sean yang sudah berkeringat.

Sean merasa dahi di sentuh oleh seseorang,
Dia membuka matanya perlahan, itu Violet, ia ingin menyingkirkan tangan Violet tapi tubuhnya terlalu lemas untuk sekedar bergerak. 

"Kau sudah makan?" tanya Violet.

Bukan menjawab, Sean malah memberi pertanyaan pada Violet. "Apa yang kau lakukan?" 

"Apa yang aku lakukan? mama memintaku untuk merawatmu."

"Aku tidak membutuhkanmu," ucap Sean lalu beranjak duduk.

Violet melihat Sean yang beranjak dari tidurnya untuk duduk dengan susah payah. Perempuan itu menghela napas sebelum mulutnya bicara. "Kau sedang sakit, berbaringlah lagi. Kau boleh duduk setelah aku membawa bubur kemari," ucap Violet lalu meninggalkan Sean yang hanya diam.

"Susu."

Violet menghentikan langkah kakinya tepat di pintu lalu menoleh ke Sean yang menatap ke arah lain. Sedikit bingung, tapi ia mengerti, Sean menginginkan susu. Tanpa bertanya, Violet melanjutkan langkah kakinya menuju dapur.

Mengetahui Violet sudah tidak ada di kamarnya Sean membaringkan tubuhnya kembali lalu menutup matanya. Ia tidak bisa memikirkan apapun sekarang, kepalanya sudah sangat pening dan tubuhnya menggigil kedinginan sekarang.

Entah berapa lama matanya terpejam. Ia terbangun oleh suara langkah kaki Violet.

Violet membantu Sean duduk dan menata bantal-bantal agar punggung pria itu terasa nyaman.

"Buka mulutmu."

"Aku bisa sendiri." Sean hendak mengambil alih semangkuk bubur dari tangan Violet.

"Tanganmu sedang lemah."

Sean benci fakta itu. Apalagi sekarang ia terlihat lemah di hadapan perempuan ini, perempuan yang dibencinya.

Violet menyodorkan sesendok bubur pada mulut Sean. "Bagaimana rasanya?" 

"Hambar," jawabnya singkat.

Hambar katanya? padahal Violet sudah menambahkan lebih banyak garam pada bubur itu agar lebih terasa oleh lidah orang yang sedang sakit.

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang