Bab 06 : Melarikan Diri

16.8K 2.1K 73
                                    

Markas Utama,

"Pangeran Putra Mahkota, anda pergilah dulu. Saya dan yang lain akan mencegah musuh untuk menangkap anda." Ujar seorang pria yang mengenakan pakaian prajurit. Ada lonceng merah yang tergantung dipinggangnya. Wajah pria itu sangat rupawan dengan garis mata yang tajam. Kulitnya putih dengan bibir tebal.

Pangeran Putra Mahkota menolak. Dia terbatuk darah dan berteriak, "Apa kau pikir aku pengecut Lee Jeno? Uhuk uhuk... Kalau kau takut mati, maka pergilah dari hadapanku!"

Jeno menggeleng cepat, dia berkata penuh hati-hati, "Bukan... Bukan seperti itu maksud saya Pangeran."

"Lalu, kau ingin mengatakan bahwa aku lemah dan tak berdaya dihadapan musuh kita itu?" Pangeran Putra Mahkota mencibir. Sudut bibirnya terangkat remeh dengan penuh keangkuhan.

"Saya sama sekali tidak berpikir tentang itu. Pangeran Putra Mahkota saat ini terluka parah. Saya hanya tidak ingin anda mati dimedan perang bersama dengan kami. Kerajaan Lee masih membutuhkan anda, Pangeran Putra Mahkota, Lee Minhyung!"

Prajurit yang berdiri dibelakang Jeno mengangguk setuju. Tidak ada orang yang pantas menjabat sebagai Putra Mahkota selain Pangeran Lee Minhyung.

Pangeran Lee Minhyung sendiri merupakan anak sah dari Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu Kerajaan Lee. Selain dirinya, ada tiga Pangeran juga yang berasal dari para selir Yang Mulia Raja. Jika dirinya mati dimedan perang, kemungkinan besar posisinya akan jatuh pada salah satu anak selir ayahnya.

Dan jika posisi itu jatuh, posisi ibunya sebagai Ratu juga akan dilengserkan.

Minhyung mengertakkan gigi. Dia kembali menumpahkan seteguk darah diatas lantai. Jeno membawanya beristirahat diruang Pangeran, lalu memberi Minhyung secangkir air putih untuk ia minum.

"Minum air ini, Pangeran." Katanya.

Minhyung mengambil cangkir itu dan langsung menghabiskannya. Tangannya memegang erat pegangan kursi dan mendecih kesal. "Kerajaan timur tidak akan melepaskan kembali wilayah bagian baratnya. Mereka sudah merencanakan ini dari lama dan ingin mengambilnya kembali."

Jeno mengangguk. "Apa yang Pangeran Minhyung katakan memang benar. Wilayah barat Kerajaan timur ini sangat makmur dengan tanahnya yang subur. Jenderal Lee Dongyul bahkan gugur setelah berhasil mendapatkan wilayah ini."

Jenderal Lee Dongyul merupakan ayah dari Lee Donghyuck. Semasa kepemimpinannya, dia dijuluki 'Singa tanpa masa tidur'.

Saat masa mudanya, beliau banyak direkrut oleh bangsawan-bangsawan golongan tertinggi. Kecakapannya dalam memegang pedang dan strateginya yang jitu, membuat para raja negeri seberang ingin menjadikannya Jenderal di Kerajaan mereka.

Kerajaan Lee yang dulu wilayahnya hanya sepertiga dari Kerajaan timur, kini telah meluas pesat dalam kurun waktu 10 tahun pada masa jabatan Yang Mulia Raja Lee Hyun dan Jenderal Lee Dongyul. Oleh karena itu, Raja Lee Hyun sangat menghormati Jenderal Lee Dongyul.

"Pangeran Minhyung, sudah saatnya anda pergi. Saya sudah mengirimkan pesan bantuan ke Kerajaan. Mereka mungkin akan tiba dalam satu atau dua jam lagi.

"Hm." Minhyung mengangguk paham dan hendak melangkah keluar melalui pintu belakang Markas sebelum Jeno menghentikannya kembali.

"Pakaian Pangeran, itu harus diganti. Mereka akan curiga dan mengejar anda untuk dijadikan tahanan Kerajaan mereka."

Minhyung mendengus, "Pakaian siapa yang harus kupakai?! Kita sudah berada disini hampir satu bulan."

Jeno berkata gugup, "Kalau diizinkan, kita bertukar pakaian saja Pangeran. Saya akan mengalihkan perhatian mereka dengan pakaian anda dan anda lari sejauhnya kedalam hutan dengan pakaian saya. Mereka mungkin tidak akan curiga."

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang