Bab 126 : Pemicu

3.3K 564 53
                                    

Diatas panggung aula itu. Soohyuck menatap Minhyung. Sedangkan lelaki yang ditatapnya itu, sedang menatap kearah lain. Dia mengikuti arah pandangan Minhyung.

Dan mengetahui jika Minhyung sedang menatap adiknya Donghyuck diantara para tamu yang berdiri dan berbisik ricuh.

"Pangeran tidak perlu melakukannya." Ucap lembut Soohyuck sembari menatap lekat kearah adiknya.

Minhyung melirik Soohyuck. Gadis itu kembali menarik pandangannya pada Minhyung kembali.

Mereka saling tatap. Soohyuck mengangguk kecil, mengulangi, "Anda tidak perlu melakukan itu, Pangeran."

Minhyung bisa menolak perjodohan mereka. Soohyuck tidak ingin memaksa orang lain terikat dengannya.

Minhyung melirik Donghyuck sekilas, tapi bocah itu sudah menghilang dari para tamu. Mungkin bersama Jeno, pikirnya.

Dia kembali melirik Soohyuck. Lalu mengacuhkannya dan berkata, "Adikmu ingin."

Soohyuck menghela napas lelah. Dia tahu tentang adiknya. "Adik. Dia memang selalu seperti itu. Tapi Pangeran tidak perlu melakukannya sampai begini. Jangan paksakan diri anda Pangeran."

Minhyung menukikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu?"

"Saya tahu, saya sadar bahwa Pangeran tidak pernah sedikitpun melirik saya. Pangeran lebih tertarik pada Donghyuck, Adik saya sendiri. Saya tahu. Adik menginginkan perjodohan ini karena saya, tapi Pangeran tidak perlu memikirkan keinginannya yang satu ini. Pangeran bisa menolak." Ucap Soohyuck yakin.

Minhyung tahu. Dia bisa menolak perjodohan ini. Lalu setelahnya?

Dia berjodoh dengan Donghyuck? Tidak mungkin. Selain perbedaan gelar antara mereka berdua yaitu Pangeran Putra Mahkota dan anak jenderal,  mereka juga memiliki jenis kelamin yang sama.

Betapa buruknya itu jika orang-orang memandang mereka berdua orang tercela dikerajaan.

Tidak ada hubungan antara laki-laki dengan laki-laki. Itu lelucon. Lagipula hanya dirinya yang naksir pada Donghyuck, sedangkan bocah itu hanya menganggapnya seperti kakaknya sendiri.

Minhyung tak masalah jika ada orang yang menghinanya. Dirinya hanya perlu mengangkat pedang. Lalu bagaimana jika Donghyuck yang dihina?

Tidak bisa terbayangkan olehnya. Minhyung tidak terima. Dia belum cukup kuat untuk menghadapi jutaan orang didunia ini. Punggungnya harus kokoh, karena dibelakangnya ada Donghyuck yang harus dia lindungi.

"Kau tidak tahu." Ketus Minhyung. Soohyuck tidak perlu tahu tentang pemikirannya. Gadis itu hanya perlu menjadi kakak yang baik saja untuk Donghyuck.

Soohyuck bergeming. Dia memang tidak tahu tentang pikiran Minhyung, tapi dirinya sadar oleh situasinya saat ini.

Dipikirkan semakin membuat sedih. Minhyung yang rela mengorbankan perasaannya untuk membuat Donghyuck senang dan Soohyuck yang merasa bersalah karena membuat Minhyung harus terikat padanya.

Donghyuck sangat bahagia. Bibirnya terus saja melengkung lebar sangking bahagianya.

Dengan membawa banyak tangkai bunga mawar, Donghyuck membagikan setiap tangkai pada orang yang ditemui. Menunjukkan betapa dirinya senang oleh perjodohan kakaknya dan Minhyung.

"Jeno, terima bunga ini." Ucapnya riang menyerahkan setangkai bunga mawar mekar pada Jeno yang sedang berdiri diluar ruang aula.

Jeno menerimanya dengan raut wajah bingung. "Ada apa ini, Tuan? Anda terlihat sangat bahagia."

"Tentu saja!" Balas cepat Donghyuck. Dia tersenyum lebar, "Kau tahu Jen, KAKAK AKAN MENIKAH DENGAN PANGERAN MINHYUNG!" Pekiknya yang disambut keterkejutan Jeno.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang