Bab 84 : Aegyo

9.1K 1.3K 32
                                    

"Saya pergi dulu, Pangeran." Jaemin menunduk hormat, menatap Minhyung dan Haechan secara bergantian.

"Jenderal Jeno, apa Jenderal bisa menemani saya?" Tanyanya bersungguh-sungguh, melirik Jeno dengan senyum manis. Mengisyaratkan akan sesuatu, membuat Jeno mengernyit bingung.

"Jeno, temani saja Jaemin. Dia sedang meminta tolong padamu. Kau dan dia harus segera berbaikan. Kau sudah berusia 21 tahun sekarang!" Ujar Haechan dengan nada serius.

Jeno mengulum bibir, menjawab, "Tapi, saya..."

"Terima kasih, Jenderal." Buru-buru Jaemin menarik lengan Jeno untuk ikut bersamanya. Dia begitu lancang saat ini, tapi inilah yang harus dia lakukan sekarang.

Sesuai kata Hyunjin, saat Minhyung dan Haechan sedang bersama, yang lain harus pergi untuk jangan mengganggunya. Cari kesibukan lain dan tinggalkan mereka berdua.

Haechan akan baik-baik saja jika bersama Minhyung, dan Minhyung akan terkendali jika bersama dengan Haechan.

Beberapa saat kemudian, Jeno menepis kasar tangan Jaemin yang memegang lengannya. Dia menggeram, "Apa yang kau lakukan?"

Tenang, Jaemin membalas, "Jenderal, biarkan Pangeran Minhyung dan Pangeran Donghyuck bersama. Mereka pasangan."

Benar. Mereka adalah pasangan!

Jeno tersenyum pahit. "Aku hanya melindungi Pangeran Donghyuck. Situasi buruk mungkin akan terjadi padanya."

"Apa Jenderal pikir, Pangeran Minhyung tidak akan melindungi Pangeran Donghyuck?"

Pertanyaan Jaemin membuat Jeno tertohok.

Jaemin menggeleng pelan, melihat raut wajah kosong Jeno.

Entah apa yang sedang Jeno pikirkan saat ini.

Disisi lain, melihat Jaemin yang menggandeng lengan Jeno, Haechan berseru penuh semangat, "Heh! Lihat itu. Mereka sudah akrab dan langsung bergandengan tangan."

Minhyung menatap lembut Haechan. Mengetuk dahinya dengan ujung jari telunjuk seraya berujar, "Kita pergi."

"Pergi? Makan?"

"Mn."

Senyum lebar kembali mekar dibibir Haechan. "Kita beli dua potong semangka ini dulu." Dia mengambil dua potong semangka, menyerahkan satu potongannya pada Minhyung dan berkata, "Untukmu. Ini manis."

Minhyung menerimanya. Menggigit dengan cantik dan kembali melanjutkan perjalanan untuk menemukan tempat yang menyediakan makanan enak didesa ini.

Melihat tumpukan sampah dalam sebuah tempat, Haechan membuang kulit semangka yang masih berada ditangannya. Dia melirik Minhyung, "Minhyung, bagaimana dengan tugas kalian didesa ini?"

Minhyung menyeka bibir Haechan yang basah oleh air semangka dengan kain lengannya, menjawab, "Sedang diamati."

Haechan ber'oh'ria sembari manggut-manggut dan kembali berjalan pergi.

Setibanya disebuah toko makanan, Haechan memesan banyak. Dia yang awalnya ingin memasak sendiri, justru berakhir dengan makan diluar bersama Minhyung.

Barang belanjaannya dibawa oleh Jeno. Sedangkan dia hanya perlu membawa tubuh untuk melangkah sana sini.

"Aku yang traktir." Dengan bangganya dia berkata sembari tersenyum cerah. Haechan mengeluarkan dua kantung dikelepak pakaiannya.

Melihat kantung ditangannya, Minhyung mengerjap. "Kantungku?"

Haechan terkekeh canggung, "Oh, sungguh? Kupikir milikku. Hahaha..." Dia tertawa, melepaskan segalanya.

Mereka duduk ditepi, dipisahkan oleh sekat-sekat yang memang sengaja dipasang untuk pribadi.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang