Bab 16 : Kegembiraan

14.7K 2K 89
                                    

Haechan dengan cepat membalas, "Sulit untuk menyalakan api bakaran. Lebih tepatnya aku malas. Sayang sekali, tidak ada kompor ditempat ini."

Haechan berpikir sejenak, "Baiklah. Kalau kau mandi dengan air dingin ini, aku akan memandikanmu!"

Byur...

Minhyung masuk kedalam bak mandi. Bibir pucatnya bergetar, tapi raut wajahnya tampak gembira saat menatap penuh arti ke Haechan.

Lagi-lagi Haechan menghela napas.

Laki-laki sejati harus menepati perkataannya, tidak peduli apapun yang telah ia katakan. Itu benar-benar motto hidup Haechan yang ia buat untuk menyulitkan dirinya sendiri!

Minhyung duduk tenang didalam bak mandi.

Itu adalah bak mandi yang berisikan air mawar yang sama, yang sebelumnya digunakan Haechan untuk berendam.

Ini adalah demi menghemat air yang disediakan Paman Lee untuk Haechan.

Haechan mengambil sebuah kain kecil, menuangkan sedikit bubuk mawar, membasahi kain itu, lalu mengusap wajah kotor Minhyung.

Mengusap kesegala tempat termasuk telinga, leher dan dada.

Kulit putih nan halus itu membuat Haechan terpukau. Ini pertama kalinya dia merasakan kulit pria yang sama halusnya seperti kulit seorang wanita.

Semakin dekat wajah Haechan menatap Minhyung, semakin kagum dirinya.

Minhyung memiliki alis tebal sempurna, hidung mancung tanpa pori-pori, bibir tebal yang merah alami dengan kulit yang sangat halus tanpa bercak sedikitpun.

Benar-benar sesuai dengan yang dibicarakan orang-orang di Aula Perjamuan, 'Pangeran Putra Mahkota tidak memiliki cela sedikitpun.' 'Pedang merahnya bahkan tidak sebanding dengan 10.000 prajurit.' 'Wajah rupawannya sama seperti reputasinya. Tak tercela!' 'Orang yang dapat menyentuh wajahnya adalah orang paling beruntung.'

Plak...

Haechan menampar pipi kiri Minhyung.

Tidak terlalu kuat, tapi membekas. Sudut mulut Haechan terangkat, dia membatin, 'Lihat. Jangankan menyentuh, aku bahkan menamparnya! Bukankah aku, orang yang paling paling paling beruntung? Hahaha...'

Minhyung yang tiba-tiba ditampar, terpaku. Raut wajahnya sulit dibaca. Haechan berdehem, "Ada nyamuk. Aku membantumu untuk membunuhnya."

Lalu dia beralih kerambut hitam legam Minhyung. Rambut itu sangat tebal, panjang dan halus. Haechan menyiram air keatas rambut, lalu memijat kepala Minhyung. Dia berkata, "Kau harus membayar lebih untuk pelayanan ini!"

Minhyung menatapnya sesaat, tangannya terulur pada pakaiannya yang masih tergeletak di lantai. Dia mengambil sesuatu dan menyerahkannya pada Haechan.

"Token giok?" Haechan melirik token berwarna emas, bertuliskan 'Pangeran Putra Mahkota' yang diberikan Minhyung padanya.

Sebelumnya dia pernah dengar cerita dari Paman Lee, Token giok adalah suatu barang penting yang hanya dimiliki oleh anggota Kerajaan Lee saja. Token itu bisa dijadikan kunci, identitas, bahkan mata uang yang tak ternilai jumlahnya.

Token giok berwarna hijau dengan motif bunga, diberikan pada selir-selir Kerajaan.

Token giok berwarna merah tanpa motif, diberikan pada Jenderal dan prajurit pangkat tinggi.

Token giok berwarna biru dengan motif awan, diberikan pada seorang pasangan sah anggota Kerajaan.

Token giok berwarna emas dengan motif pedang, diberikan pada garis keturunan Yang Mulia Raja.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang