Bab 83 : Saudara Tiri

9.6K 1.4K 106
                                    

Pemanggilan Minhyung dari mulut Haechan sama mulut orang lain itu beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemanggilan Minhyung dari mulut Haechan sama mulut orang lain itu beda. Haechan manggil Minhyung ada nada manisnya sedangkan orang-orang nyebut nama Minhyung itu agak tegas dan kuat.

 Haechan manggil Minhyung ada nada manisnya sedangkan orang-orang nyebut nama Minhyung itu agak tegas dan kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini cut scene bab 72 hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini cut scene bab 72 hari itu. Mungkin ada yang belum baca, jadi Author post ulang disini.



"Sungguh, Tuan?" Mata cokelat Hani berbinar.

Haechan mengangguk, mengiyakan.

Senyum, mekar dibibir keduanya. Kecuali Jeno yang hanya mengernyit bingung saat menatap kearah Haechan dan Hani secara bergantian.

Seperginya Hani dari hadapan mereka, Haechan dan Jeno kembali menelusuri pasar. Mereka melihat satu persatu barang dagangan dan terlihat bingung harus membeli apa.

"Kenapa tidak ada yang menjual anggur?!" Kesal Haechan.

"Sudah satu jam kita menelusuri tempat ini, tapi tidak ada satupun penjual yang menjual anggur." Lanjutnya mendecik kesal.

Lamanya waktu penelusuran, Haechan hanya membeli bahan memasak. Dia membeli sayur, ikan segar dan bahan lain-lain untuk dirinya masak pagi ini.

Banyaknya bahan masakan yang ia beli, membuat tangan Jeno penuh dengan kantung-kantung. Dia melirik kearah Jeno yang bibirnya sedikit bergetar. "Jeno... Kau kedinginan?" Tanyanya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang