Bab 62 : Manja

15K 1.7K 139
                                    

Ketiduran mulu(人 •͈ᴗ•͈)
Jangan ditunggu (〒﹏〒)

Siang harinya, Haechan memutuskan untuk mandi. Tubuhnya telah basah oleh bulir-bulir keringat.

Setelah mempersiapkan diri, pintu rumah diketuk, menampilkan beberapa pelayan yang tengah membawakan banyak makanan dalam tempat-tempat tertutup.

"Pangeran, kami membawakan makan siang anda." Kata salah seorang pelayan tersebut.

Haechan terperangah. Dia baru saja ingin memutuskan untuk makan diluar karena merindukan masakan kota Lee, tapi para pelayan ini justru datang dengan membawakannya berbagai masakan khas Kerajaan Lee.

"Sila-silakan masuk." Haechan merasa senang dan hampir gugup.

Para pelayan itu masuk dengan kepala yang tertunduk. Mereka meletakkan satu-persatu barang bawaan mereka keatas sebuah meja lebar, kemudian izin keluar untuk menunggu Haechan selesai makan lalu membereskannya kembali.

Belum lima jam berlalu dari saat sarapannya bersama Minhyung, Haechan sudah makan lagi. Kini dia makan sendirian dan hanya ditemani oleh sekendi Anggur Angin Malam.

Setelah merasa kenyang, para pelayan yang sebelumnya mengantarkan makanan, kini kembali membereskan semuanya.

Haechan tersenyum, "Terima kasih." Ucapnya.

---

Malam hari pun tiba. Selama seharian ini, Haechan dimanjakan oleh para pelayan suruhan Minhyung. Dengan nyaman dirinya hanya perlu duduk dan semua kebutuhannya akan ditanggung oleh para bawahan Minhyung.

'Ini baru namanya Pangeran. Dilayani bukan melayani.' Pikir Haechan.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Haechan terbaring menghadap kanan dan kiri secara bergantian karena matanya tak bisa terpejam. Dia merasa frustrasi hanya untuk mencari tempat yang nyaman untuk tidur.

"Argh! Sialan!" Umpatnya bangkit dari posisinya.

Haechan mengacak-acak rambutnya sendiri dan bersumpah serapah, memaki sesuatu yang membuatnya gila.

"Haruskah aku menemuinya? Menemui Minhyung malam-malam seperti ini hanya untuk meminta aromanya." Raut wajah Haechan frustrasi. Dia kembali mengumpat, "Minhyung sialan! Kau harus mempertanggungjawabkan semua keanehan diriku."

Setelah mengatakan hal tersebut, Haechan beranjak dari tempat tidurnya. Malam-malam dia terpaksa melangkah pergi mengunjungi Istana Minhyung.

Setibanya disana, dia mencari Minhyung yang sedang berada dikamarnya. Haechan membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, tampak seorang pria tengah duduk bersandar dikepala tempat tidur dengan kaki yang diselonjorkan.

Minhyung sedang fokus membaca sesuatu seperti tumpukan kertas-kertas berwarna cokelat dan tidak sadar akan kedatangan Haechan.

"Aku datang hanya untuk meminta anggur." Ucap Haechan berjalan menghampiri tumpukan kendi-kendi Anggur Angin Malam dikamar Minhyung tersebut.

Minhyung tak menoleh ataupun menyahutnya. Dia seperti tidak mendengar ucapan Haechan dan masih sibuk membalikkan lembar kertas ditangannya.

Haechan berdiri diam ditempatnya. Dia kembali menatap Minhyung seraya berkata, "Aku ingin meminta anggur."

Lagi-lagi Minhyung tak meresponnya. Pria itu justru semakin fokus pada kertas dihadapannya.

Dia tampak sibuk. Akhir-akhir ini pekerjaannya sebagai Pangeran Putra Mahkota menjadi terbengkalai karena dirinya yang terlalu fokus pada kondisi Haechan.

"Aku ingin meminta anggur." Tekan Haechan dengan mata cokelatnya yang masih menatap wajah Minhyung.

Tak ada jawaban.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang