Bab 67 : Membahas Kematian Selir Pertama

12.5K 1.7K 155
                                    

Oh, shit! Jariku kegatalan(。ŏ﹏ŏ)
Masih Hiatus. Tapi, godaan WP dan TT benar-benar bikin Arghhh!!!

Voment ya guys.
Komen kalian sangat menghibur untuk diriku yang sedang jenuh dengan ujian ini༎ຶ‿༎ຶ

---

Sesaat, Haechan terpana untuk kesekian kalinya. Dia membatin kesal, 'Minhyung sialan! Kenapa kau tersenyum seperti itu! Kenapa sekarang kau suka sekali tersenyum! Padahal saat pertama kali melihatmu, kau tampak ingin membunuhku! Apa-apaan sekarang! Bisa mati aku jika kita satu kamar!!"

Setelah keheningan sesaat, Hyunjin melirik kearah Haechan. Dia bertanya dengan suara pelan, "Donghyuck, apa Pangeran Minhyung suka mengetuk dahimu?"

"Iya. Kenapa?" Haechan balik bertanya.

"Sudah berapa kali?"

"Sering. Tapi, setelah aku bangun dari sakit karena keracunan makanan hari itu, dia selalu menotok dahiku puluhan kali. Kakakmu benar-benar sangat aneh!" Ucap Haechan diakhiri dengan kekesalan diakhir kalimatnya.

Hyunjin terperangah. Lalu tertawa terbahak-bahak karena kelepasan.

Haechan heran, "Apa yang lucu? Apa itu ada maknanya?"

"Ada." Jawab Hyunjin mengusap air mata tawanya.

"Serius? Apa artinya? Kupikir itu cuma hal biasa saja."

Hyunjin terkekeh, "Aku hanya bercanda." Dia membatin, 'Padahal hari itu dia memarahiku. Tapi hari ini dia mengakuinya. Dasar!'

Berpikir lama, Haechan bertanya lagi, "Hyunjin, apa kau tahu kabar... selir pertama Minhyung? Aku tidak melihatnya selama beberapa hari ini. Dimana dia?"

"Dia sudah mati."

Haechan terkejut bukan main, "Mati? Kau bercanda?"

"Aku serius. Dia melakukan pembunuhan." Balas Hyunjin yang kian membuat Haechan terkejut hebat.

"Siapa yang dia bunuh?"

"Kau-"

"Lee Hyunjin!" Suara berat datang menghampiri mereka. Minhyung telah kembali dan menatap tajam tepat kewajah Hyunjin.

Sorot matanya mengisyaratkan tanda bahaya. Dia tampak seperti binatang buas yang siap menghabisi lawannya bahkan satu keturunannya sendiri sekalipun.

Hyunjin menelan kasar salivanya. Dia langsung menjawab, "Kau saja tidak tahu, apalagi aku yang tidak berada di istana."

Minhyung kembali duduk ditempatnya. Tatapan matanya masih tertuju pada Hyunjin yang sedang berpura-pura membuang muka sembari meneguk secangkir minuman.

'Ada yang aneh dengan mereka berdua.' Batin Haechan. Sesaat, dia membelalakkan matanya. "Kau bilang Kang Mina mati?!" Tanyanya dengan raut wajah serius.

Semuanya terdiam. Jeno terdiam. Jaemin memilih diam. Felix tidak tahu apa-apa. Hyunjin membuang muka, memilih untuk tidak membuka suara lagi.

"Hyunjin, Hyunjin..." Seru Haechan mengayun-ayunkan lengan Hyunjin yang masih berpura-pura meneguk cangkir.

Jakunnya naik turun saat mencuri pandang dengan Minhyung yang menatap tajam kearah tangan Haechan yang sedang memegang tangannya.

Dia membatin was-was, 'Sebentar lagi, kau akan mati Lee Hyunjin. Persiapkanlah dirimu.'

"Donghyuck. Lee Donghyuck." Panggil Minhyung dengan alami menarik lengan Haechan dari Hyunjin.

Haechan menoleh padanya. Raut wajahnya kian serius saat dia bertanya tak percaya, "Apa... selir pertamamu benar-benar telah... tiada?"

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang