Bab 105 : Bocah Itu

5.4K 867 55
                                    

"Pangeran Minhyung, Kak Soohyuck memberikan ini padamu." Donghyuck mengeluarkan kantung putih berisikan permen manis berwarna merah muda. Dia menunjukkan permen tersebut pada Minhyung dengan lengkungan senyum dibibirnya.

"Untukmu saja."

"Tidak, tidak. Aku sudah kena marah karena terlalu banyak memakan permen. Aku sudah memakan dua puluh butir permen sebelum datang kemari." Katanya melambai-lambaikan tangan, mencoba menolak Minhyung.

Beberapa saat kemudian, dirinya tetap merasakan manisnya permen buatan kakak perempuannya itu. Dia justru menghabiskan dua pertiga permen yang seharusnya ia berikan pada Minhyung.

Dibalik perban pada wajahnya, Minhyung menatap lembut Donghyuck. Bulu matanya merunduk dengan tatapan yang fokus pada Donghyuck yang sedang memasukan langsung tiga butir permen kedalam mulutnya sendiri.

———

Didepan teras rumahnya, Donghyuck yang sedang duduk menunggu ibu dan kakaknya kembali dari pasar, tampak bosan dan hanya melempar-lempar batu kehalaman rumahnya.

Dia tidak bisa terus bersama Minhyung karena remaja itu harus melakukan perawatan pribadi pada penyakitnya.

Dua hari yang lalu, seorang tabib berhasil menemukan penyebab dari penyakit kulit yang diidap oleh Minhyung. Itu disebabkan oleh sungai yang tercemar oleh limbah dan bangkai hewan yang hanyut, membuat air sungai yang biasanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari menjadi sebuah penyakit yang mematikan.

Ketidaktahuan sungai yang tercemar itu dikarenakan limbah dan bangkai hewan yang diangkat langsung dengan tangan kosong, menyebabkan bakteri dan virus tertempel pada kulit orang yang menyentuhnya.

Penularan pertama berasal dari ibu-ibu yang memasak air sungai untuk diminum keluarganya. Dan berakhir pada kerusakan dalam oleh virus dan bakteri kotor yang jahat pada air tersebut.

Gejala pertamanya adalah gatal-gatal yang teramat sangat pada kulit. Kulit yang digaruk-garuk itulah yang semakin menyebarkan penyakit tersebut kebagian tubuh yang lain. Disusul oleh rasa perih dan panas, dan diakhiri dengan pembengkakan yang membuat kulit menggembung dan bernanah. Membuat aroma tidak sedap keluar dari gembungan nanah yang pecah itu.

Penularan terus berlanjut pada penderita yang tak sengaja bersentuhan dengan orang yang memiliki luka luar atau goresan, menyebabkan bakteri lebih mudah beradaptasi dengan kulit terbuka orang tersebut.

Minhyung tertular karena tangannya yang memang penuh dengan luka karena terlalu sering memegang pedang sejak kecil. Luka terbuka itu seolah-olah memberi isyarat untuk penyakit kulit tersebut untuk masuk kedalam dirinya juga.

Setelah melakukan percobaan yang cukup lama, sekelompok tabib dari negeri seberang akhirnya berhasil menemukan obatnya.

Mereka datang berkunjung secara resmi ke Kerajaan Lee dan Minhyung adalah penderita pertama yang akan dicoba untuk disembuhkan terlebih dahulu.

Hari itu ayahnya mengatakan, "Sayang, karena Pangeran Minhyung sedang dirawat, kamu tidak boleh bertemu dengannya selama tiga bulan ini."

Mata Donghyuck membulat. Dia terkejut,  "Tiga bulan?"

Dongyul mengangguk, mengiyakan.

"Lama sekali." Kesahnya.

Sang ayah mengusap pucuk kepalanya dan berkata lembut, "Pangeran Minhyung harus dirawat agar cepat sembuh. Dia sudah menderita hampir setengah tahun karena penyakit kulitnya. Kamu mengerti kan maksud Ayah?"

"Iya." Balas Donghyuck dengan raut wajah sedih.

Atensi Donghyuck jatuh pada dua pasang kaki dihadapannya. Dia mendongak, menatap sang ayah dan seorang anak laki-laki yang terlihat seumuran dengannya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang