Bab 58 : Aku Menyukainya?

13K 1.7K 117
                                    

Tanpa basa-basi, Haechan langsung berkata, "Paman tabib, Minhyung demam."

"Pangeran Minhyung?"

"Ya, ya. Cepat periksa dia." Ajak Haechan membawa si tabib kedalam kamar.

Si tabib langsung beranjak dan memeriksa kondisi Minhyung. Dia memeriksa, sama seperti saat memeriksa Haechan.

"Hanya demam biasa." Katanya mengambil sebuah pil dalam kotak medisnya, lalu memasukkannya kedalam mulut Minhyung.

Untung saja Minhyung tidak seperti Haechan. Dia lebih tenang saat sedang sakit daripada Haechan.

Haechan bertanya, "Tidak buruk, kan?"

Si tabib menjawab, "Tidak, Pangeran. Semua akan baik-baik saja."

"Syukurlah." Ucap Haechan menghela napas lega.

Si tabib menggeleng pelan saat melihat Haechan. "Apa Pangeran mengkhawatirkan kondisi Pangeran Minhyung?" Tanyanya.

"Tentu saja." Balas cepat Haechan. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, mengelak, "Maksudku, siapa yang tidak khawatir. Dia telah banyak membantuku."

"Benar." Si tabib menambahkan, "Selama Pangeran sakit, Pangeran Minhyung yang menjaga anda. Dia benar-benar menjaga anda dengan sangat baik sampai-sampai membuat saya iri. Selama Pangeran sakit, Pangeran Minhyung merawat anda sembari melakukan pekerjaan sebagai Pangeran Putra Mahkota.

"Dia sering telat makan hanya untuk mengawasi jadwal makan Pangeran. Kondisinya akhir-akhir ini memang melemah, dan seperti yang saya duga saat ini, Pangeran Minhyung ambruk. Saya belum pernah melihat Pangeran Minhyung ambruk karena demam. Sepertinya itu karena beberapa hari ini, Pangeran Minhyung tidak memperhatikan kondisinya sendiri."

Haechan tertegun lama. Dia melirik kearah wajah Minhyung yang terbaring dengan tenang dan merasakan sesuatu didalam hatinya.

Setelah keheningan yang cukup lama, si tabib kembali berkata, "Apa Pangeran Donghyuck ingin diperiksa lagi?"

Haechan menggeleng. "Tidak perlu." Katanya.

"Kalau begitu, saya izin pergi." Ujar si tabib. Dia melanjutkan, "Kondisi Pangeran Minhyung tidak terlalu buruk. Dia akan segera sembuh karena fisiknya yang memang sudah kuat. Jika sesuatu terjadi, harap panggil saya, Pangeran."

"Baik. Terima kasih, Paman tabib."

Kini, gantian Haechan yang menjaga Minhyung.

Saat waktunya makan malam, salah seorang pelayan memberikannya nampan berisikan banyak makanan.

Dia heran, "Kenapa ada banyak?"

Pelayan itu menundukkan kepala. Tidak berani menatap dan menjawab, "Sebelumnya, Pangeran Putra Mahkota telah memerintahkan kami untuk memberikan Pangeran Donghyuck banyak makanan setelah Pangeran bangun."

"Ah. Terima kasih." Katanya.

Pelayan tersebut undur diri. Haechan kembali masuk kedalam kamar Minhyung. Dia duduk dikursi kayu sembari memangku nampan yang ia bawa.

Ada banyak jenis makanan, baik lauk pauk, nasi putih, cemilan dan potongan buah yang tersusun dalam mangkuk-mangkuk kecil didalam nampan tersebut. Ada juga minuman yang terbuat dari saripati buah.

Raut wajah Haechan senang. Dia bergumam, "Bagus sekali. Aku benar-benar sangat lapar." Dan mulai memakan satu persatu isi mangkuk.

Haechan benar-benar sangat lapar saat ini. Dia kehilangan berat badan dan tubuhnya kurus.

Dia menikmati seluruh isi setiap mangkuk dan tidak menyia-nyiakan sedikitpun makanan yang tertinggal. Terlihat seperti orang yang belum pernah makan seumur hidup. Sangat rakus dan serakah.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang