Bab 59 : Menggigitnya

13.7K 1.7K 105
                                    

Langkahnya perlahan terhenti. Haechan melirik Minhyung dan bergumam, "Sungguh ini bukan karena kagum? Apa aku benar-benar telah jatuh padanya? Tapi..."

Haechan terdiam. Dia menghampiri Minhyung dan kembali berjongkok disamping tempat tidur, dengan arah pandangan fokus kearah Minhyung.

"Kau imut. Bukan berarti aku menyukaimu." Ucap Haechan tepat didepan wajah Minhyung.

Dia kehilangan akal untuk sesaat dan bertanya, "Bagaimana denganmu?"

Setelah mengatakan itu, Haechan mendecak kesal, "Untuk apa juga aku bertanya. Setelah kau bangun, semua akan kembali seperti semula."

Lalu, atensinya jatuh pada bagian menonjol dileher Minhyung.

Haechan memperhatikan jakun itu dalam waktu yang cukup lama. Matanya berkedip lambat saat melihat benjolan jakun Minhyung yang dipenuhi luka gigitan.

Dia memperhatikan leher Minhyung. Terus memperhatikannya seperti ada dorongan untuk mengunyah kulit putih yang penuh luka gigitan itu.

Haechan... Dia...

Dia kecanduan!

Haechan saat ini, mirip dengan seorang vampir yang menginginkan darah segar dari mangsanya. Dia menginginkan leher Minhyung. Aroma musk Minhyung yang menyegarkan sangat menarik perhatian dirinya.

Dipikir-pikir, mereka berdua memiliki selera yang sama dan saling terkait.

Yang satu suka aroma mawar dan satunya lagi justru tergila-gila dengan aroma musknya.

Haechan menghela napas panjang. Dia mengangkat salah satu lengan Minhyung dan menyusupkan tubuhnya dipelukan Minhyung secara perlahan-lahan.

Dia mengumpat dalam hati, 'Dasar sialan! Ingin tidur saja harus bersusah payah seperti ini!'

Dirinya kesal, namun masih berniat untuk tidur dengan nyaman. Dan tempat ternyamannya adalah Minhyung.

Bagaimana bisa!

Haechan mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Minhyung, lalu menjatuhkan salah satu lengan Minhyung dipinggangnya.

Dia hanya terbaring disamping Minhyung dengan posisi sedikit meringkuk. Seperti seseorang yang menumpang tidur ditempat tidur.

Perlahan, rasa kantuknya yang dia tahan daritadi, muncul. Haechan menahan matanya untuk tidak terpejam, namun rasa kantuknya tiba-tiba saja menjadi kuat.

Haechan bergumam lirih, "Aku hanya menumpang aroma Minhyung sebagai pengantar tidur. Aku tidak akan melakukan hal lebih. Besok pagi, aku akan bangun lebih dulu. Aku akan bangun lebih dulu daripada dirinya..."

Lalu jatuh tertidur dengan lelap.

Sekitar pukul tiga, Haechan gusar dan mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Minhyung seperti menempel tanpa sadar. Dia menggosok-gosokkan wajahnya pada dada hangat Minhyung, kemudian memeluknya.

Haechan memeluknya. Memeluk Minhyung dengan melingkarkan lengannya pada pinggang Minhyung dan wajah yang bersembunyi didada Minhyung.

Dia melakukannya. Haechan melakukannya!

Pada pukul lima pagi seperti biasanya, Minhyung terbangun lebih dulu saat sesuatu yang tajam menusuk dadanya.

Matanya berkedip lambat untuk memfokuskan diri. "Ssshh..." Lirihnya.

Saat pandangannya menjadi jelas, dia menangkap sosok Haechan yang tengah menggigit-gigiti benjolan cokelat didadanya.

Saat terlelap tidur, Haechan mengigau ingin memakan jakun Minhyung. Pandangannya yang kabur menatap jakun Minhyung yang dipenuhi luka, dan dia mengalihkan perhatiannya pada dada Minhyung yang terekspos.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang