Bab 48 : Getah Bunga Ungu Kelopak Sembilan

14.2K 1.7K 158
                                    

Sabtu nih(^∇^)ノ♪

Minhyung semakin cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyung semakin cemas. Dia menoleh tajam kearah si tabib, "Apa ini yang kau sebut pil pereda?"

Si tabib merinding. Dia menjawab gugup, "Akan saya periksa lagi, Pangeran."

Minhyung meminggir, membiarkan tabib tersebut kembali beraksi.

Si tabib mulai memeriksa keadaan Haechan. Dengan mata yang terpejam fokus, jari-jarinya menyentuh titik yang berkemungkinan bisa meredakan rasa sakit.

Dia mengalihkan pandangannya pada lengan Haechan dan mendapati ruam keunguan disekujur kedua lengannya.

'Getah Bunga Ungu Kelopak Sembilan!!' Batin si tabib kaget setelah memeriksa dan berpikir keras.

Dia langsung teringat racun langka yang terbuat dari Getah Bunga Ungu Kelopak Sembilan yang direndam dengan air garam selama semalaman.

Racun tersebut tidak menyebabkan kematian, tetapi membawa penderitaan hebat untuk orang yang menelannya selama berhari-hari lamanya.

Muntah darah, sakit kepala, ruam keunguan, dan perut yang bergejolak hebat merupakan salah satu gejalanya.

Penderita akan mengalami sakit yang luar biasa, membuat dirinya berada diantara hidup dan mati.

Si tabib ingat. Bersama dua rekannya pada sepuluh tahun yang lalu, ada seorang pejabat tinggi yang istrinya menderita penyakit yang sama dengan Haechan. Setelah ditelurusi, akhirnya mereka mendapatkan titik terang.

Bunga Ungu Kelopak Sembilan sangat sulit untuk ditemukan. Bunga ini biasanya tumbuh di daerah perairan laut yang asin dan tidak banyak yang berhasil tumbuh menjadi pohon bunga dikarenakan akan langsung mati saat air laut mulai pasang.

Diperkirakan, hanya satu per seratus pohon saja yang berhasil tumbuh dengan bunga berkelopak sembilan berwarna ungu cerah kegelapan. Sangat cantik namun berbahaya.

Dan getah Bunga Ungu Kelopak Sembilan yang direndam dengan air garam selama satu hari, dapat menciptakan sebuah racun mematikan.

Untuk memastikan, si tabib bertanya, "Pangeran, apa yang dimakan Pangeran Donghyuck tadi pagi?"

"Aku tidak tahu."

Dia beralih ke pelayannya yang berdiri diluar pintu, "Cepat ambilkan makanan apa saja yang berada didapur rumah ini!"

Para pelayan wanita itu menunduk dan langsung melakukan perintahnya.

Beberapa saat kemudian, para pelayan kembali dihadapan Minhyung. Mereka tidak membawa apa-apa selain seorang pelayan muda yang membawa mangkuk kaca ditangannya. Dia berujar, "Hanya ini yang ditemukan, Pangeran."

Si tabib yang berdiri disamping Minhyung, membuka tutup mangkuk tersebut. "Kue beras?"

Dia mengambil satu keping kue beras berbentuk bunga. Menekan kekenyalan kue itu diantara ibu jari dan jari telunjuk, kemudian mencium aromanya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang