Bab 34 : Mengunjungi Penjara

13.5K 1.9K 21
                                    

"Tapi ini tetap milikmu." Haechan memaksa. Dia ingin segera dipenjara dan bertemu dengan Jang Shim.

Minhyung menukikkan satu alisnya, "Lalu?"

"Lalu katamu?!" Haechan meninggikan suaranya, "Bukankah kau juga harus memenjarakanku?"

"Untuk apa?"

Haechan ter'hah-hah' mendengarnya. Dia merasa sedikit frustrasi dan hampir ingin menangis karena terlibat perdebatan tidak penting ini. Dia berkata pelan penuh kepasrahan, "Kenapa kau tidak langsung memenjarakanku daripada harus bertanya-tanya seperti itu?"

"Kau ingin?" Tanya Minhyung menatap yakin Haechan.

Haechan membalas menatapnya. Tidak menjawab dan hanya memberikan tatapan lelah kepada Minhyung.

"Kalau kau ingin melepaskannya, maka lakukan saja." Ucap Minhyung membuat mata Haechan seketika melebar.

Minhyung berkata acuh tak acuh, "Lakukan terserah padamu. Bilang padanya untuk tidak mencuri apa yang menjadi milikku lagi." Lalu dia pergi, meninggalkan Haechan.

Haechan melongo mendengar perkataan Minhyung. Dia sadar jika pria itu sombong, menyebalkan, aneh, angkuh dan tidak jelas. Tapi dia tidak percaya jika pria itu juga masih memiliki sisi kebaikan walaupun cuma sedikit.

Melihat kebingungan Haechan, Jeno bertanya, "Pangeran, ada apa antara anda dan selir Jang Shim?"

Haechan menatap Jeno, kemudian menjawab, "Dia salah satu orang terdekatku."

Memang benar. Jang Shim adalah salah satu orang yang dekat dengan Haechan sejak dirinya masuk kedunia asing ini. Jaemin juga termasuk kedalam salah satunya.

Jeno hanya menjawab 'oh' dan mengangguk. "Tidak heran kenapa Pangeran Minhyung cukup was-was pada akhir-akhir ini." Gumam Jeno.

Haechan tak mendengar. Namun samar-samar dia mendengar nama Minhyung disebutkan oleh Jeno, jadi dia bertanya, "Ada apa dengan Minhyung?"

Jeno segera menggeleng. "Bukan apa-apa, Pangeran."

"Jangan berbohong padaku, Lee Jeno!" Ujar Haechan menatap datar kearah Jeno.

Jeno menelan ludah. Salah satu hal yang paling tidak disukai olehnya adalah tatapan tanpa ekspresi dari Donghyuck. Saat pertama kali dia ditatap seperti itu, Jeno langsung merasa frustrasi dan bersalah. Dia tidak suka ekspresi Donghyuck yang menatapnya datar.

Ekspresi datarnya itu adalah hal yang paling menakutkan untuk Jeno. Dia akan merasa sedang diabaikan.

Begitupun saat ini. Jeno frustrasi dan segera menjawab ragu, "Maaf, Pangeran." Dia menjeda kemudian melanjutkan, "Akhir-akhir ini Pangeran Minhyung selalu merasa was-was. Saya tidak tahu apa yang telah terjadi padanya. Tetapi, mungkin ada seseorang yang mengganggunya saat ini. Oleh sebab itu, emosi Pangeran Minhyung selalu saja berubah-ubah."

"Siapa yang mengganggunya sampai seperti ini?" Tanya Haechan.

Jeno terdiam, tak menjawab.

Beberapa saat kemudian, Haechan meminta Jeno untuk mengantarkannya kepenjara. Dia ingin melihat dan melepaskan Jang Shim.

Setibanya dipenjara, mereka berdua dihalangi oleh para penjaga penjara tersebut. Penjaga itu mencegah Haechan masuk. "Anda dilarang masuk, Pangeran." Ujarnya.

Haechan menjawab sopan karena ingat dengan tubuh siapa ia meminjam. "Tapi saya telah mendapatkan izin."

"Benar. Tapi anda diizinkan untuk masuk setelah bulan purnama berakhir nanti." Ucap sipenjaga.

"... Hah?"

Jeno yang berdiri disamping Haechan berkata tegas, bagaimanapun dia adalah seorang jenderal. "Buka pintunya!"

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang