Bab 91 : Pemandian Desa

8.7K 1.2K 51
                                    

Saat ini dirinya berada digendongan punggung Minhyung, sesekali berbisik untuk mengarahkan Minhyung ketempat tujuan.

"Minhyung, kau harus fokus pada jalan didepan. Aku bisa saja jatuh kalau kau menabrak batu." Katanya memperingatkan.

"Hm."

Haechan tersenyum, semakin memeluk lehernya.

Kadangkala Minhyung merasa kabur. Susah payah dia mengandalkan pandangannya yang berkabut untuk menggendong Haechan agar tak jatuh. Mesti dirinya hampir terpeleset dan keseimbangannya langsung kembali dengan cepat.

Setibanya dipinggir sungai pemandian yang berkabut putih itu, Haechan duduk dibebatuan besar didekatnya. Dia mendongak kearah Minhyung seraya berujar, "Kau duluan."

Dia ingin melihat Minhyung menceburkan diri!

Melihat wajah rupawan Pangeran itu yang basah oleh air sungai beraromakan bunga tersebut.

Minhyung mengulum bibir, "Kau?"

"Setelahmu." Jawab Haechan tersenyum. "Sejak daritadi, aku ingin sekali melihatmu mandi dan basah disungai ini."

Bisa bahaya jika dia mengatakan yang sebenarnya. Mengatakan jika dirinya melihat para gadis desa sedang mandi disini dan oleh sebab itu, ide nakal muncul dipikirannya.

Dia ingin Minhyung yang mandi disungai ini!

Hanya Minhyung.

Minhyung menurutinya. Melepaskan pakaian atasnya dan menampilkan tubuh sempurna dengan banyak bekas luka disekujur tubuh seksinya itu.

Melihatnya, sudut bibir Haechan tertarik. Dia seperti sedang menonton adegan film pria dewasa yang sedang bersenang-senang sendiri dengan miliknya.

Minhyung melangkah memasuki air sungai yang mengalir dingin. Dia menceburkan diri, lalu bangkit dengan tetesan bulir-bulir air yang mengalir dari tubuhnya.

Haechan terpana. Dia menatap serius Minhyung yang sedang menyibak rambut panjangnya kebelakang.

Sangat tampan!

"Sialan! Tidak sia-sia aku membawanya kesini." Umpat Haechan mengagumi sosok Pangeran Putra Mahkota itu.

Malam yang tepat untuk hari ini. Rembulan bersinar terang, menerangi mereka yang sedang mengagumi satu sama lain. Dimana Haechan duduk memeluk lutut, memuja Minhyung yang berkilauan oleh air dan cahaya bulan. Sedangkan Minhyung yang berdiri sembari menatapnya penuh memuja, betapa indahnya pria yang sedang duduk dihadapannya itu.

Sraakk! Sraakk!

"Ingin?" Minhyung menghampiri Haechan, melewati air sungai yang mengalir. Dirinya berdiri tepat didepan Haechan saat ini.

Haechan mendongak, menatapnya. Raut wajahnya bingung, namun langsung tersenyum sembari merentangkan tangan. "Oke."

Minhyung membantunya bangkit, merangkulnya dan membawa Haechan ketengah-tengah air sungai tersebut.

Baru tiga langkah,

Cplassshh!

Mereka terpeleset dan jatuh. Menciptakan cipratan air kemana-mana.

Ini karena ulah Haechan yang tak sengaja menginjak kain celananya yang kebesaran. Celana itu milik Minhyung yang sengaja ia gunakan karena berpikir tidak akan ada masalah kedepannya.

Siapa sangka jika saat ini dirinya justru menjadi sumber masalah.

Keduanya basah kuyup. Lengan Minhyung langsung menyangga punggung Haechan dengan kekhawatiran yang tinggi karena didekat mereka ada bebatuan sungai.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang