3 : Permulaan

182K 2.5K 9
                                    

Aku dan Devano sampai di depan hotel, kami menggunakan mobilnya, ya karena aku tak bawa mobil.

"Ada yang bisa kami bantu? " Ucap resepsionis sopan.

"Kami ingin memesan kamar VIP untuk 1 malam" Ucap Devano dingin tanpa senyuman. Aku hanya menatapnya heran.

"Silahkan tuan, kamar nomor 1584 dan ini kartu masuknya" Ucap resepsionis pelan dan sedikit menyentuh Tangan devano saat memberikan kartu itu.

Devano langsung mengambil kartu kamar tersebut dan menggenggam tanganku.

Aku memutar kepalaku dan tersenyum "Terima kasih" Ucapku pada resepsionis.

~~~~~~~~~~~~~~🍸🍸🍸~~~~~~~~~~~~~~

Kami sudah sampai di pintu nomor 1584 yang ternyata berada di lantai 11, Devano membukakan pintu dengan menjelang kartu tersebut, pintu terbuka. Aku terperangah, kamar hotel ini indah.

Aku berlari menuju Jendela besar yang memperlihatkan hiruk-pikuk jalanan
"Sangat indah, Terima kasih" Ucapku lalu mengecup bibirnya sekilas.

"Apa kamu suka?" Tanyanya mengelus rambutku perlahan.

"Ya, ini sangat indah" Ucapku sambil tersenyum

"Apa kamu sudah makan?, kalau belum kita bisa memesannya lewat telepon kamar ini" Tanyanya mengusap pipiku dengan tangan kanannya dengan lembut.

"Aku sudah makan sebelum ke club tadi, dan kamu?" Ucapku menggenggam tangan kanannya.

"Aku juga sudah makan" Ucapnya.

Aku tersenyum, mengalungkan tanganku pada leher Dev. Aku menempelkan bibirku pada bibir Dev, hanya menempel. Perlahan ku jilat bibirnya dengan lidahku, Dev membuka mulutnya. Membelit lidahku dengan lembut, ini memabukkan.

Ku tarik tangan Dev mengarahkannya ke Gundukan kananku. Dia meremas nya lembut
"Ahh" Aku mendesah ketika Dev menarik puting payudaraku. Dev tersenyum, aku merasakannya karena kami sedang berciuman.

Dev melepaskan bibirnya dariku, karena tahu aku kehabisan napas
"Kamu sangat menggoda" Bisik Dev membiarkan aku menarik napas sedalamnya.

Aku melepas pelukan ku dari lehernya, Menarik tangannya yang masih berada di payudaraku.
"Dev duduklah di kasur" Ucapku serak

Devano berjalan menuju kasur tanpa melepaskan pandangan dariku, dia sudah duduk sambil melepaskan jas yang di gunakannya.

Aku berjalan dua langkah ke arahnya, alisnya terangkat menandakan dia penasaran.

Aku membuka resleting bajuku dari samping, meloloskan nya sehingga menampilkan dua gundukanku yang tertutup bra dan intiku yang terlapis kain segitiga. Devano ingin beranjak menghampiriku.

"Dev, Diam disana atau aku akan pergi" Ucapku mengancam

"Baiklah, tetapi jangan terlalu memprovokasi ku" Ucapnya parau, terlihat gairahnya sudah memuncak.

Aku hanya tersenyum, meloloskan kaitan bra ku yang menampilkan dua gundukan dengan puting yang memerah, Devano tampak meremas tangannya kuat.

Aku memperhatikan devano dari tadi, dia sangat menggemaskan, aku sangat suka mengganggunya.

Aku meremas kedua payudaraku, memainkan puting dan sedikit menariknya. "Ahh" Desahku, ketika devano memperhatikan dengan tatapan tajam. Intiku basah 💦 melihat tatapan tajamnya yang menggoda.

Devano akan beranjak menghampiriku.
"Devvv" Peringatku padanya.
"Aku sudah tidak tahan, kau menggodaku terus, babe" Ucapnya duduk kembali.

Aku tertawa, menghampiri dan duduk di pangkuannya seperti koala.

"Kau sangat manis, babe" Ucapku mulai melumat bibirnya yang penuh, menariknya sedikit dan mendesah ketika gundukan milik devano menyentuh intiku. "Kau terus menggodaku, babe" Ucap Dev dengan smirknya

Aku membuka kancingnya satu persatu tanpa melepas ciuman panas kami. Devano meremas payudaraku memilin puting dan menariknya kasar "ahhh, kau kasar devv" Ucapku terengah dan Dev menjilati puting payudaraku, menghisapnya dan menggigit-gigit kecil disana. "Ahh, ahh devv" Desahku sambil mengusap milik devano dengan intiku.

Aku memaju-mundurkan intiku di atas milik Devano yang masih memakai celananya. Devano masih menghisap paudaraku bergantian dengan rakus. Milikku berkedut
"ahh devv, aku akan sampai, ahh" Desahku sambil menggengam pundaknya.
"Keluarkan sepuasmu,babe" Ucap devano.

Usapan intiku pada miliknya semakin dalam, devano menciumku dan memainkan puting ku dengan kedua tangannya Dia menarik dan mencubitnya.

Devano menyentak miliknya yang masih memakai celana ke intiku yang berlapis kain segitiga

"Ahh devv, aku keluarrr, aku keluarrr"
Croott crottt crotttt 💦💦

~~~~~~~~~~~~💕💕💕💕💕~~~~~~~~~~~~

Vote and Comment dong guys
Biar aku semakin semangat buat ceritanya.

Thank you 😘😘

CEO Sang Mafia 21+ [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz