3.3 : Paris

14.3K 620 117
                                    

Disinilah Caroline, sedang memperhatikan pemandangan menara yang tinggi. Menara Eiffel didalam kamar hotelnya.

Caroline kini berada di kota cinta yaitu kota Paris, sudah sebulan sejak Caroline meninggalkan negara kelahirannya yaitu Singapore.

Temannya memang bisa di andalkan, buktinya sekarang Caroline masih bisa bebas bergerak dan menikmati pemandangan kota Paris dengan matanya.

"Aku bukan melarikan diri tetapi memberikan pembalasan" Ucap Caroline lalu menyesap minuman coklat panas.

Tangannya meletakkan cangkir coklat, melihat ke arah langit yang terlihat sangat cerah, seperti memberikan semangat nya untuk Caroline.

Caroline yang masih memperhatikan langit yang cerah, tiba-tiba mengernyitkan dahinya.

Merasa ada yang janggal dengan perutnya.

Tangan Caroline menutup mulutnya.

Hoeeekkkk

Kaki Caroline berlari menuju toilet, segera membuka penutup toilet dan membuka mulutnya.

Hoekkk

Hoeekkkk

Tidak ada apapun yang keluar dari mulutnya, tetapi rasa mual terus menghantui Caroline.

Tubuh Caroline sudah lemas dirinya terus bulak balik toilet untuk muntah tetapi tidak ada apapun yang ia muntah kan.

Caroline merasa dirinya hanya stres dan kelelahan akibat dirinya yang terus memikirkan kejahatan pria brengsek itu.

Caroline kembali ke kamarnya berbaring dan menutup mata. Berharap tubuhnya segera membaik.

***

Dilain tempat dalam sebuah gudang besar dengan banyaknya debu dan barang-barang berserakan.

Seorang pria dengan rambut dan pakaian berantakan nya menatap seorang tawanan yang telah membantu istrinya kabur.

Devano dengan tangannya yang kasar telah membuat orang di hadapannya babak belur dan tidak berdaya.

"Jangan berikan makan sampai dia bicara" Ucap Devano meninggalkan gudang tua tersebut.

Sudah seminggu Devano tidak berhasil menemukan dimana istrinya berada, hanya sebuah HP yang digunakan Caroline yang Devano temukan.

Itulah yang membawa Devano menemukan seorang pria yang membantu istrinya kabur.

Memang sialan.

Devano yang semingguan ini gila karena Caroline, membuat kakeknya turun tangan dalam perusahaan miliknya, bayangkan saja dalam seminggu karena kelalaian Devano anak buahnya sudah tertangkap karena Penyeludupan dan perdagangan manusia.

#flashback

3 hari yang lalu.

Diberitakan
Seorang supir truk tertangkap menjadi salah satu perdagangan manusia........

"Bodoh" Teriak seorang pria tua dengan kacamata di wajahnya.

"Bawa Devano. Sekarang" Bentak sang tuan rumah dengan menggelegar.

"Baik tuan besar" Tunduk para maid dan Butler.

Belum sampai sejam, seorang pria muda dengan wajah dan pakaiannya yang berantakan berada di depan hadapan pria tua, Demian Namanya.

"Kakek, aku sedang sibuk. Biarkan aku pergi. " Ucap Devano kakinya melangkah untuk berbalik.

Tetapi bodyguard yang menyeret Devano tadi menghentikan langkahnya.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang