3.5 : Toko Bunga - END

28.2K 803 69
                                    

Sebuah kota kecil dengan pemandangan yang menyejukkan menjadi pilihan untuk tinggal dan menyegarkan pikiran Caroline.

Sudah seminggu Caroline tinggal dengan keluarga kecil Lily, tetapi rasa tidak nyaman karena omongan orang-orang.

Mengingat Lily yang mempunyai seorang putra lebih tua setahun dari Caroline,membuat banyak orang berpikir dialah menantu keluarga tersebut.

Dengan begitu Caroline memilih untuk tinggal sendiri di kota kecil sebelah utara kota paris yaitu kota Giverny.

Kota kecil yang terkenal karena taman yang indah. Hanya butuh satu jam saja untuk ke kota Giverny dari paris.

Dan sekarang Caroline sedang membersihkan tempat yang akan ia tinggali.

"Cukup bagus" Ucap Caroline ketika sedang menata barang-barang.

Caroline menuruni tangga, dirinya melihat sekeliling.

"Cafe atau toko bunga" Ucap Caroline berpikir apa yang akan ia lakukan.

Melihat kembali rumah yang ia tinggali terdapat dua lantai.

Lantai kedua Caroline tempati untuk tempat tinggalnya.

Sedangkan lantai satu, ia belum tahu apa yang akan ia lakukan di sana.

Caroline kembali berpikir mengingat ia memiliki seseorang yang harus ia jaga di dalam perutnya, Caroline tidak akan bisa terlalu sembarangan bergerak.

"Toko bunga" Ucap Caroline, merasa pilihan tersebut adalah yang paling baik bagi dirinya dan bayi dalam perutnya.

Kesehatan Caroline juga sudah membaik, sejak ia mengetahui ada janin dalam kandungannya.

Mual, muntah bahkan pusing sudah ia tidak rasakan lagi. Mungkin bayinya hanya ingin ibunya tahu bahwa ada dia di dalam perut sang ibu

Caroline menata, dan merapikan segalanya secara perlahan.

Mengingat Caroline yang memang sudah cekatan dalam segala hal yang ia lakukan membuat semuanya beres dalam sekejap.

"Aku harus memulai semuanya dari awal" Ucap Caroline dengan tangan di kedua pinggang dan senyumnya yang merekah.

***

"Tidak becus, sialan" Teriak Devano, mendapatkan kabar anak buahnya tidak berhasil menemukan istrinya.

Hanya sebuah koper yang anak buahnya bawa kembali. Koper yang Caroline tinggalkan di kamar hotelnya.

Devano mengambil koper tersebut membawanya masuk kedalam rumah, mengingat sudah semingguan dirinya menunggu kabar, Devano merasa putus asa.

"Bagaimana bisa kamu terus pergi dari pandanganku" Ucap Devano memeluk baju yang baru ia buka dari koper.

Devano menaruh barang-barang Caroline yang berada di koper kembali ke tempatnya.

Yaitu lemari baju milik Caroline dan Devano.

Devano membuka Resleting koper paling depan, Devano menangis, tangannya bergetar melihat sebuah foto dengan gambar hitam putih.

Itulah hasil USG bayinya dan Caroline.

"Maafin papa, maaf" Isak Devano.

Tubuhnya meringkuk dengan tangan yang terus mengelus lembaran foto hitam putih itu.

Selama ini Devano tidak mencari Caroline sendiri, dirinya hanya mengarahkan anak buah. Atau Kakeknya akan bertindak semena-mena.

Kini Devano tidak bisa tinggal diam, melihat bayi mungil yang sedang tumbuh di perut istri tercintanya.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now