14 : Tertawa

69.1K 1.6K 13
                                    


Kolega bisnis dan teman-teman kuliahnya dulu telah hadir di pesta pernikahannya.

Banyak yang memberikan selamat dan ada juga yang menggodanya.

Karena mereka semua tau, devano tidak pernah terlibat scandal dengan wanita ataupun merusak nama baiknya.

Dan sekarang banyak wartawan yang hadir untuk meliput acaranya, padahal baru beberapa jam yang lalu devano mengundang rekan-rekannya dan sekarang luar gedung pernikahannya sudah di hiasi dengan sorot camera yang siap menangkap setiap gambarnya.

Devano memperhatikan istrinya, dia sedang tertawa dan sesekali mendekatkan tubuhnya untuk berbisik kepada para sahabatnya.

Istrinya terlihat sangat anggun, dengan gaun pernikahan yang sudah devano pilihkan.

"Istriku pasti lelah, silahkan menikmati pestanya" Ucap devano dingin kepada rekan bisnisnya, lalu pergi dari pandangan mereka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku berbalik ketika tangan kekar memegang pundakku yang terbuka.

Rambut keatas dan juga setelan jas putih yang memperlihatkan tubuh bugarnya terlihat sangat pas di tubuhnya.

Dia devano suamiku sekarang.

Devano mendekatkan bibirnya pada telingaku.

"Apa kamu masih ingin bersama sahabatmu?" Ucap devano sedikit serak.

Para sahabatku memperhatikan kami dengan tanda tanya.

Evelyn mendekat ke arahku.

"Lo pasti capek kan, udah gih istirahat" Ucap evelyn dengan senyum ramahnya.

Aku bukan wanita polos, yang tidak tau maksud ucapan devano dan Evelyn.

Aku tahu ini malam pernikahan kami, dan sekarang sudah jam 11 malam.

Tapi kenapa mereka sangat kompak, biasanya Evelyn tidak akan mau meninggalkan ku bersama pria-pria.

Tapi sekarang dia membiarkan aku di serang pria lugu tapi ganas ini.

Mungkin karena Devano suamiku sekarang, tapi kemarin malam bagaimana bisa Evelyn memintaku untuk bermalam bersama devano.

Pikiranku yang aneh telah aku singkirkan, Evelyn adalah wanita yang baik.

Hanya saja ia yang paling ganas dari kami berempat, mungkin dia tau devano adalah pria yang baik.

Aku mengangguk
"Gw pergi duluan ya, nikmatin pestanya" Ucapku kepada ketiga sahabatku, yang kulihat evelyn sedang memperhatikan sosok di atas kepalaku.

Mereka bertiga mengangguk, aku dan devano pergi meninggalkan pesta.

~~~~~~~~~~~~🔞🔞🔞🔞~~~~~~~~~~~~~~

Aku dan devano menaiki lift, aku tidak tau hanya mengikuti dia. Saat di dalam lift ada nomor angka 1-11 yang aku tahu, gedung ini terdiri dari 11 lantai.

Devano menekan angka 11 yang 5 angka lebih jauh dari tempat kami berada.

Gedung lantai pernikahanku di lantai 6 dan aku baru mengetahuinya.

"Devv, kamu benar-benar membuatku bingung seharian ini" Ucapku menoleh ke arahnya, kami masih berada di dalam lift menuju lantai 8.

"Maaf, meikahi kamu tiba-tiba, aku hanya tidak ingin kamu pergi dariku, babe" Ucap devano mengcup keningku sekilas.

Ting!!

Pintu lift terbuka, memperlihatkan kelopak bunga mawar merah yang tersusun rapi, berada di sisi kanan dan kiriku, ini sangat indah.
Aku melangkahkan kakiku keluar lift, menoleh ke samping, mengalungkan tanganku di leher devano. Aku mengecup bibirnya sekilas

"Terima kasih dev. Kamu selalu mengejutkanku, aku mencintaimu" Ucapku dan menghisap bibir devano.

Lidahku bermain di bibirnya, devano membuka mulutnya.

Langsung ku masukkan lidahku menjelajahi giginya yang rapi.

Aku menarik lidahnya dengan lidahku, kami saling menghisao dan mencecap.

Devano menaruh tangannya di bokongku, mengangkatnya ke atas dan membopongku seperti koala, pagutan kami belum terhenti.

Tangan devano satunya merogoh kantong celananya. Pagutan kami terpisah, aku mengambil nafas.

"Arghhhh, Shit. Aku meninggalkannya di dalam mobil" Ucap devano kesal karena meninggalkan kartu kamar di mobil, sambil menarik rambutnya kasar.

Aku tertawa

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now