3.4 : Terima kasih

15.8K 674 44
                                    

Seorang bodyguard maju, mengambil mengambil benda persegi itu yaitu handphone.

Mengelap nya dengan sapu tangan lalu memberikan nya kepada Devano.

"Jangan, tolong, tolong kembalikan" Teriak Gwen, karena benda itu sangat penting.

Devano tidak peduli, dirinya menyimpan benda pipih tersebut lalu meninggalkan gudang tua.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di gedung besar dengan cat putih dan bertuliskan rumah sakit, Caroline sedang menunggu, menunggu giliran nya untuk di panggil.

Mengingat dirinya yang terus ingin muntah selama tiga hari berturut-turut membuat Caroline cemas dengan keadaan tubuhnya.

"Caroline Edleyn Scaros" Sebut pengeras suara.

Caroline yang mendengar namanya di panggil segera menuju ruang yang di arahkan.

Kini Caroline masuk, melihat seorang dokter wanita yang tampak keibuan melihat Caroline dengan tersenyum.

"Silahkan duduk" Ucap dokter.

"Ada keluhan apa" Tanyanya lagi.

"Saya terus merasa mual dan ketika muntah tidak mengeluarkan apapun. Sudah berlangsung selama tiga hari" Ucap Caroline memberikan informasi yang akurat.

"Baiklah kalau begitu saya periksa dulu" Ucap dokter

"Silahkan berbaring" Ucap dokter tersebut.

Dokter tersebut memeriksa Caroline, sesekali mengecek urat nadi miliknya, sesekali juga stetoskop berhenti di perutnya.

"Kapan terakhir kali anda menstruasi? " Tanya dokter tersebut.

Caroline mencerna pertanyaan dokter, apa dirinya sakit parah, apa tubuh bagian bawahnya memiliki penyakit mematikan.

Ini semua salah pria brengsek itu, tubuhnya jadi seperti ini.

Caroline tiba-tiba menangis ketika memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini.

Hiksss

Hiksss

Dokter yang melihat merasa aneh.

"Nona, ada apa. Apakah ada yang sakit" Tanya dokter.

"Akuu tidak ingat kapan terakhir menstruasi. Apakah aku punya penyakit berbahaya uwaaaa.. Hikksss" Tangis Caroline dengan kencang.

Dokter yang bingung, menggenggam tangan Caroline.

"Tidak, tidak. Tidak ada penyakit apapun. Saya hanya memastikan usia kandungan nona" Ucap Dokter.

Caroline berhenti dari tangisnya, memiringkan kepalanya merasa bingung dengan ucapan dokter.

"Kandungan?" Tanya Caroline.

"Benar, nona tengah hamil. Untuk memastikan usia kandungan nona, mari ikut saya" Ucap dokter kemudian membawa Caroline.

Caroline hanya mengikuti dokter dengan wajah bingung dan matanya terus melihat perutnya yang rata.

Sampai pada ruang bersalin Caroline kembali diminta untuk berbaring, lalu membuka pakaian sampai di bawah dadanya.

Dokter mengoleskan gel pada perut Caroline yang terasa dingin dan geli.

Lalu benda yang terhubung dengan layar menempel pada perut Caroline.

"Lihat itu" Ucap dokter tersenyum dengan senang.

Mata Caroline melihat tangan dokter yang menunjuk layar yang terlihat hitam dan putih.

"Aku tidak melihat apapun dok" Ucap Caroline.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now