2.6 : Takdir

18.6K 609 28
                                    

Villa dengan dua lantai dan kolam renang kecil menjadi tempat Caroline dan para sahabatnya menikmati libur semester.

Kaki Caroline melangkah memasuki villa tanpa membawa apapun di tangannya.

Caroline hanya ingin menginap semalam, meninggalkan suami yang menyiksanya dengan sembarangan.

Selesai melakukan checkin, Caroline kembali melajukan mobil yang ia gunakan, Danau menjadi tujuan keduanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sampai danau Caroline tidak keluar dari mobil, dirinya hanya mematikan mobil dan menurunkan kaca jendelanya.

Menikmati pemandangan dan suasana disana memang menjadi tujuan utama Caroline.

Tok

Tok

"Permisi, nona. Apakah and angin memancing, kami menyediakan jasa pancing." Ucap seorang ibu tua.

Caroline yang tidak kepikiran apapun menjadi tertarik dengan ucapan ibu tua.

"Terima kasih bu, saya akan mengambilnya" Ucap Caroline, kemudian mengikuti ibu tua ke pondok kecil disana.

Caroline mengambil pancing nya, melihat banyak orang juga menunggu dan berganti giliran untuk mengambil kail pancing.

Caroline mendekat, kini giliran dirinya yang mendapatkan.

Kail dan umpan di berikan, tetapi ini pertama kali bagi Caroline untuk memancing.

Caroline menatap kail, umpan dan baskom di tangannya.

'Harus ku apakan semua ini' ucap Caroline pada dirinya sendiri.

Caroline terus berjalan, menuju tempat yang telah di arahkan.

Sampai disana Caroline dapat melihat banyak orang yang berkumpul terutama bersama-sama keluarga.

Caroline menatap mereka semua.

'lebih enak sendiri, jadi gaada yang ganggu' pikir Caroline dengan senyumannya.

Caroline duduk, menyadari ada hal yang harus ia lakukan, tangannya menggapai kail dan umpan yang terus menggeliat dan bergerak sesuka hati.

Mata Caroline memperhatikan pengunjung di sebelahnya, seorang wanita muda yang dengan telaten memasang umpan dan melemparnya asal menurut Caroline.

Tangan Caroline mengikuti langkah yang telah ia perhatikan, namun belum memasang satupun.

Umpan yang berada di tangannya terus jatuh dan membuat Caroline pusing sendiri.

"Kenapa gerak terus, kan jadi susah" Ucap Caroline pada diri sendiri.

Wanita di sebelahnya menoleh, memperhatikan sosok Caroline yang kesusahan dengan umpannya.

"Biar saya bantu" Ucap wanita tersebut.

Caroline menolehkan kepalanya.

"Terima kasih" Ucap Caroline

Wanita itu memasang umpan dan menjulurkan nya pada Caroline.

"Tinggal di lempar saja" Ucap wanita tersebut.

"Terima kasih" Ucap Caroline, lalu melemparkan kail pancing sesuai yang telah di arahkan wanita muda tersebut.

Mereka sama-sama tenggelam dalam lamunan dan pancingan mereka.

Caroline yang belum mendapatkan satu ikan pun tampak takjub dengan ke gebetan wanita disebelahnya yang terus mendapatkan ikan.

"Hebat" Ucap Caroline memuji wanita muda di sebelahnya.

Wanita muda tersebut menyunggingkan senyumnya.

"Terima kasih, mau ikut aku melakukan party dengan ikan-ikan ini" Tanya wanita muda tersebut.

Caroline melihat baskom miliknya yang hanya terisi air.

"Tapi aku tidak punya ikan satupun" Ucap Caroline.

Baru saja selesai bicara, Caroline merasakan kail pancing nya yang bergerak.

"Ada yang bergerak" Teriak Caroline, dirinya tidak tau harus apa.

Wanita disebelahnya dengan sigap membantu Caroline.

Ikan yang loncat-loncat dan sangat gesit cukup sulit bagi mereka berdua taklukan.

Terus menarik mengulur menarik mengulur membuat ikan diam dan cape untuk memberontak lagi.

Caroline dan wanita disebelahnya berhasil menarik dan menangkap ikan kakap yang cukup besar sampai ember kecil yang diberikan tidak cukup muat.

"Punyamu lebih besar dari ikan-ikan milikku" Ucap wanita tersebut.

"Bukankah ini party yang sempurna" Ucap wanita tersebut.

Caroline mengangguk, mengulurkan tangannya.

"Terima kasih atas bantuannya, aku Caroline" Ucap Caroline dengan senyum indahnya.

Wanita itu menyunggingkan senyumnya yang tidak kalah indah.

"Aku Brianna, salam kenal. Ayo kita berpesta semalaman penuh" Ucap Brianna, menarik uluran tangan Caroline.

Mereka berdua kembali ke pondok kecil meminta ember yang ukurannya lebih besar untuk dibawa.

Waktu yang dibutuhkan untuk memancing memang cukup lama, buktinya sekarang matahari sudah terbenam ketika Caroline berhasil menangkap ikan pertamanya.

Caroline dan Brianna berjalan menuju tempat penginapan mereka masing-masing yang ternyata Brianna satu villa dengan Caroline.

Baru sampai pada pintu gerbang, Caroline dapat melihat bodyguard yang selama ini menjaganya berada di depan pintu villa.

Keduanya terus berjalan, tanpa memperdulikan tiga orang yang sedang memperhatikan mereka.

"Selamat malam nyonya" Ucap mereka bebarengan.

Caroline mengangguk, lalu berjalan membuka pintu. Brianna yang mengerti ada sesuatu segera berpamintan untuk masuk duluan.

"Nyonya, tuan sedang menunggu anda dirumah" Ucap salah stau bodyguard yang Caroline tau namanya Juan.

Caroline merogoh sakunya, mencari benda pipih berbentuk persegi panjang.

Tangannya menaruh ember besar ke lantai.

Para bodyguard melihat apa yang nyonya mereka bawa, sebuah ikan besar dalam ember besar yang mereka tau tentu saja berat.

Tetapi nyonya mereka mengangkatnya seolah tidak ada beban apapun.

"Selamat malam tuan Devano yang pemaksa. Bisakah kamu tidak menggangu ku. Atau kamu lebih suka aku tidak pulang-pulang" Tanya Caroline dengan nada sarkas nya.

Pria disebrang telepon mengusap wajahnya.

"Babe, kita perlu bicara" Ucap Devano.

Caroline menatap ketiga bodyguard.

"Bicaralah ke bodyguardmu. Minta mereka pulang, atau aku tidak ingin pulang sama sekali" Ucap Caroline, teleponnya langsung ia matikan.

Kembali meletakkan ponselnya dan mengangkat kembali ember besar yang berisi ikan.

"Kalian pulang saja, Terima kasih sudah datang jauh-jauh"

Caroline menutup pintu dan memantapkan langkahnya menuju taman belakang villa.

Kini Caroline dan Brianna sedang membersihkan diri mereka.

Keduanya tidak menyangka bahwa takdir telah mempertemukan mereka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vote
Coment
Ikuti
Update tiap malam minggu
Tencuu gesss 🥰🥰💕💕💕

16/07/22

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang