1.9 : Karung Beras

19.6K 795 37
                                    

Dia tersenyum ramah.

Tangannya terulur.

"Matthew Xiandra S, panggil saja Matt" Ucap orang tersebut.

Caroline menyambut tangan tersebut.

"Caroline" Ucap Caroline.

Kemudian tangan terlepas, namun senyum pria itu tidak pernah hilang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Dimana Devano?" Tanya Matthew.

Jacob yang mendengar hal tersebut seperti kebingungan.

"Dimana!!" Tanya Matthew lagi dengan nada meninggi.

Semua masih menunduk, termasuk Jacob juga.

"Tuan Devano, berada di dalam" Ucap Jacob dengan keraguan.

Caroline yang mendengar hal tersebut matanya mendelik.

"Kalian menipuku? " Tanya Caroline, matanya melihat setiap bodyguard disana.

Mereka hanya menunduk.

"Buka jalan" Ucap Matthew.

Kemudian semua bodyguard menyingkir berbaris menyamping.

Tanpa ragu Matthew menggenggam tangan Caroline, ia membawa Caroline dengan lembut dan penuh hati-hati.

Pintu besar terbuka, membuat banyak orang memperhatikan siapa yang masuk.

Hiasan dan design yang minimalis namun indah menjadi pandangan utama Caroline ketika memasuki ruangan.

Didepannya banyak orang yang menyingkir memberikan jalan utama.

Matthew berjalan dengan tegap tanpa melepaskan genggaman tangannya.

Sedangkan Caroline merasa risih dengan tatapan dan juga genggaman tangan orang asing.

Dirinya hanya bisa menunduk dan membiarkan Matthew menuntun jalannya.

Beberapa langkah sudah di lewati, kini Matthew berdiam cukup lama.

"Devano" Suara amarah yang memanggil nama suaminya terdengar di telinga Caroline.

Kepala Caroline terangkat, melihat ke depan.

Penasaran dengan Apa yang membuat pria di sampingnya ini menjadi begitu mengerikan.

Mata Caroline membulat, sosok pria yang di rindukannya berada di depan matanya.

Dengan sosok wanita yang berada di sampingnya.

Dengan gaun ungu yang tampak anggun dikenakan dia.

Tetapi untuk apa tangan wanita itu membelit di tangan suaminya.

Kemudian Mereka semua berbalik.

Kini wajah wanita yang berada di samping Devano dapat Caroline lihat dengan jelas.

Wajahnya yang lugu dan lembut pasti membuat semua orang ingin melindunginya.

Dan tiga orang di samping mereka yang berbalik juga orang yang Caroline kenal.

Merekalah sahabat yang paling Caroline sayangi.

Kenapa mereka semua bisa bersama Devano.

"Kakak? " Ucap Devano pelan.

Matanya mengarah ke samping.

"Babe" Ucap Devano, matanya sedikit meredup.

Devano melangkah membuat pelukan pada tangan kekarnya terlepas. Wanita itu kecewa.

CEO Sang Mafia 21+ [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن