11 : Posesif

91.2K 1.7K 6
                                    

Kami keluar dari gedung itu, setelah selesai mengisi data dan langsung mendapatkan buku nikah kami.

Devano tampak tidak berhenti tersenyum dia terus mencium pipiku.

Tingkahnya sangat lucu, Pieter yang menunggu kami tampak cengo melihat tingkah atasannya.

"Selamat atas pernikahan Tuan dan Nyonya" Ucap Pieter dengan tersenyum yang memperlihatkan langsung pipit yang dalam berbeda sekali dengan tubuhnya yang besar, dia tampak lucu jika tersenyum.

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukan.

"Silakan tuan, nyonya" Pieter membuka pintu untukku dan berbalik membuka pintu untuk devano.

"Kita pergi ke mansion" Ucap devano tegas namun pandangannya lembut mengarah padaku.

"Baik tuan" Ucap Pieter melakukan mobil dengan perlahan.

Aku yang tidak mengerti hanya diam dan membalas pandangan lembut devano dengan tersenyum.

~~~~~~~~~~~~~~~❤❤❤~~~~~~~~~~~~~

Mobil berhenti di depan pagar yang terlapis emas dengan indah, pintu pagar terbuka secara otomatis.

Memperlihatkan pekarangan rumah yang di tumbuhi dengan mawar merah, bunga kesukaaanku.

Saat kami turun dari mobil, aku memperhatikan mansion besar ini, bahkan lebih besar dari gedung apartemenku.

Saat kami berjalan ke arah pintu masuk, aku melihat Banyak maid dan Butler berbaris rapih membungkukkan badannya.

"Selamat datang tuan dan nyonya" Ucap mereka bersamaan sambil membungkukkan badan.

Aku memandang mereka, beralih memandang devano, wajahku mengernyit. "Apa-apaan dengan orang ini, siapa dia" Ucapku dalam hati terheran dengan mansion yang besar dan penyambutan yang benar-benar di luar akal milik devano.

Aku tersenyum, lalu menyapa mereka
"Halo, semua" Ucapku dengan nada pertemanan.

Mereka tidak menjawab hanya semakin membungkuk.

Devano menarik pinggangku membawanya menuju pintu masuk mansion.

Aku terperangah melihat isi dari mansion ini, lampu gantung yang mewah, ada lift di sebelah kiri dan juga tangga yang dihiasi dengan warna emas, mengapa sangat mewah. Siapa sebenarnya devano.

Disana sofa telah duduk empat manusia, mereka berempat memandang ke arahku dan devano, lalu berdiri menghampiri kami.

"Devano sudah pulang membawa istrinya" Ucap laki-laki tua dengan senyum ramahnya, satu tangannya memegang tongkat.

"Perkenalan, mereka keluarga ku" Ucap devano sambil memeluk pinggangku posesif.

"Halo, Saya Caroline" Ucapku sambil tersenyum ramah dan mengulurkan tangan.

"Saya Albert, kakak devano" Ucapnya sambil menunduk tanda hormat.

"Saya Nico, adik devano" Ucapnya sama seperti Albert.

"Sa.. Saya mamanya de... Devano dan i... ini suami saya, papanya de... Devano" Ucap wanita tua yang sedang menggenggam tangan suaminya, ucapannya sedikit terbata mungkin karena sudah tua pikirku.

Tidak ada yang menerima uluran tanganku, aku menariknya kembali dengan senyuman. ada apa dengan keluarga ini, kenapa sangat kaku, aneh sekali.

"Pa, ma. Saya dan istri saya akan mengadakan pesta pernikahan nanti malam, saya harap kalian bisa hadir" Ucap devano tanpa basa basi.

"Ka.. Kami pasti datang, Nak" Ucap mama devano dengan menunduk kebawah.

"Kami pergi dulu" Ucap devano membawaku keluar dari pintu utama.

Aku tersenyum dan mengangguk untuk memberikan hormat. Lalu pergi memasuki mobil yang tadi kami tumpangi.

~~~~~~~~~~~~~~~❤❤❤~~~~~~~~~~~~~

"Selamat datang" Ucap para pegawai butik saat melihat aku dan devano memasuki pintu kaca yang terbuka secara otomatis.

Seorang pria berjas dengan pahatan wajah yang sempurna, tapi masih lebih rupawan devano. Melangkah ke arah kami
"Devano, sudah lama aku tidak melihatmu" Ucapnya bersalaman dengan devano.

"Aku sedang sibuk" Ucap devano tidak tertarik.

"Tentu saja, pemimpin perusahaan Andrew nomor 5 sedunia, bagaimana bisa tidak sibuk" Ucapnya dengan nada menggebu.

Aku menatap devano, menatap matanya tersirat bahwa aku butuh penjelasan.

Devano menatapku
"Nanti aku jelaskan, babe" Ucap devano berbisik di telingaku.

Pria yang tadi bersalaman dengan devano mengarahkan tatapannya ke arahku.
"Siapa dia?" Tunjuknya dengan tangan kepadaku.

"Aku Caroline" Jawabku mengulurkan tangan.

"Aku jason.. " Ucapnya ingin menerima uluran tanganku

"Dia istriku, jangan menyentuhnya" Ucap devano menarik tangaku yang terulur, menatap jason dengan amarah.

Aku menatap devano, Memutar bola mataku malas.

"Posesif sekali, aku hanya ingin berkenalan" Ucap jason lalu berbalik

"Kemarilah pengantin baru, atau aku akan mati hanya karena di tatap seperti itu" Ucapnya lalu berjalan membuka tirai perak yang membawa kami menuju ruang dengan banyak pilihan baju pernikahan.

~~~~~~~~~~~~~~~❤❤❤~~~~~~~~~~~~~

Jang lupa
Vote
Comment
Ikuti aku

Tengkyu guysss 😘💕💕

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now