3.2 : Kabur

15.4K 668 50
                                    

Sebenarnya Devano tidak tega meninggalkan istrinya, tetapi perusahaan cabang yang baru ia bangun di negeri ginseng tersebut mengalami banyak masalah yang harus Devano tangani sendiri.

Kaki Devano melangkah, meninggalkan istrinya yang tidak mengatakan apapun.

Caroline menoleh ketika mendengar pintu yang tertutup.

"Dunia ini begitu adil, ketika aku sudah benar-benar putus asa" Ucap Caroline kemudian matanya kembali terpejam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Caroline memperhatikan sekelilingnya, banyak maid dan butler yang menjaga di depan pintu dan dekat jendela.

Tentu saja dirinya tidak bisa apa-apa. Mengingat Devano yang sedang keluar negeri memberikannya sedikit harapan.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menunjukkan sosok gadis muda yang membawa sebuah troli makanan.

Caroline memperhatikan Emmy, dia berjalan dengan wajah menunduk.

"Emmy" Panggil Caroline.

Emmy tidak menjawab.

"Kenapa kamu menangis?" tanya caroline, melihat genangan pada mata emmy yang memerah.

Emmy menatap caroline, air matanya sudah tidak bisa ia tahan.

"Nyonya, maafkan saya. saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya juga tidak tahu apapun" ucap Emmy, kakinya bersujud di bawah kasur Caroline.

"Bangun Emmy, tidak ada yang salah. Hanya aku yang terlalu mudah untuk di bodohi" ucap caroline.

Tangan caroline membantu Emmy untuk berdiri.

"Terima kasih sudah memikirkan aku" ucap Caroline dirinya tersenyum.

Emmy memberhentikan trolinya dan menempatkan makanan dan minuman pada meja kasur dan memberikannya pada Caroline.

"Terima kasih atas makanannya" Ucap Caroline.

"Nyonya, apakah ada yang Anda inginkan lagi? " Tanya Emmy selesai memberikan makanan pada Caroline.

Caroline tersenyum.

"Tidak ada" Ucap Caroline.

Tangan Caroline memindahkan meja makan di sebelah kasurnya yang kosong.

Kakinya melangkah, menghampiri Emmy yang sedang merapikan troli.

Satu langkah dua langkah.

Daggg

Tangan Caroline melayang, meyabet leher belakang Emmy.

"Nyonyaaa" Ucap Emmy lemah dengan mata yang melihat Caroline.

"Maafkan aku Emmy. Tolong bantu aku" Ucap Caroline, dirinya melepaskan baju maid Emmy.

Sejak kecil Caroline sudah banyak belajar tentang bela diri, dan bagian viral tubuh yang mampu membuat Emmy pingsan dalam sekejap.

Memang Caroline merasa bersalah, tetapi rasa percayanya telah hilang pada orang-orang didalam mansion.

Caroline mengganti baju Emmy dengan baju yang ia ambil dari lemarinya sendiri.

Kini berganti Caroline, mengganti bajunya dengan pakaian maid milik Emmy.

Baju yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil di tubuh Caroline.

Caroline menggotong tubuh Emmy kedalam kamar mandi meletakkan Emmy didalam bathtub, mengambilkan selimut untuk menutupi tubuh Emmy agar tidak kedinginan di dalam kamar mandi.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now