1.3 : Lama

33.4K 957 45
                                    

"Tutup mata kalian" Ucap devano penuh penekanan.

Setelah mendengar suara tuan mereka, para bodyguard itu menutup mata dan membungkukan badan memberi hormat.

Brakkkk

Pintu hotel tertutup dengan keras, membuat para bodyguard sedikit terjingkat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Devano merapikan pakaiannya.

"Hah" Hela devano.

Para bodyguard menegakan tubuh mereka, melihat tuannya yang tadinya rapi sekarang tampak lusuh.

"Tuan, anda tampak berantakan" Ucap Jacob sang asisten pribadi.

Tanpa menunggu perintah tuannya Jacob langsung merapikan pakaian dan rambut sang tuan.

Click

Click

Pintu terbuka sedikit, menampilkan setengah wajah sosok garang yang telah membuat tuan mereka kewalahan.

"Dev, bisa belikan aku barang" Ucap sang wanita dengan malu-malu.

"Tentu, apa yang kamu butuhkan babe" Ucap devano.

Caroline memperhatikan sekitar, lalu matanya tertuju pada Devano.

"Mendekat Dev" Ucap Caroline.

Devano melangkahkan kakinya mendekat, bersender di samping pintu agar istrinya tidak terlihat bawahannya.

Para bodyguard mendongakkan wajah mereka, penasaran dengan sosok yang berani memerintah tuan mereka.

Caroline menarik satu tangannya untuk di dekatkan pada telinga devano. Mulutnya maju, Caroline sedang membisikkan sesuatu.

"Dev, bisa belikan pembalut" Ucap Caroline dengan nada manja dan malu-malu.

"Berapa yang kamu butuhkan babe" Ucap devano tanpa berbisik.

Mata Caroline terbelalak, dirinya saja berbisik bagaiaman bisa suaminya itu ahhh sudahlah.

"1 saja Dev, Terima kasih" Ucap Caroline dengan menciun pipi devano, kemudian menutup pintunya.

Devano yang gemas dengan tingkah istrinya berdiam sejenak.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ucap Jacob teramat peka.

"Dimana kita bisa membeli pembalut?" Ucap Devano, dengan tubuh tegapnya.

Para bodyguard itu saling memandang.

"Akan saya siapkan tuan" Ucap Jacob.

"Katakan dimna membelinya?" Ucap devano, dengan melangkahkan kakinya.

Jacob dan Bodyguard lainnya mengikuti langkah devano dengan berada di belakang, dua bodyguard lainnya tetap menjaga pintu nyonya nya.

"Terdapat supermarket di lantai bawah tuan" Ucap Jacob yang langsung membukakan pintu lift dan memencet tombol lantai terbawah hotel.

Ting

Pintu lift terbuka, Devano melangkahkan kakinya dengan mantap.

Setiap staf yang ada di sana terkejut dan langsung membungkukkan badan.

Devano terus melangkah tanpa memperdulikan mereka, karena istrinya sedang menunggu nya.

Keadaan supermarket yang sudah ramai semakin ramai karena kedatangan devano yang membawa bodyguard nya.

Sekian banyak orang yang disana diam menatap seorang tuan muda yang berjalan dengan langkah tegapnya di barengi dengan bodyguard yang menjaganya di belakang.

Pemandangan seperti itu mungkin hanya bisa sekali mereka lihat.

Devano melangkahkan kakinya masuk ke dalam supermarket yang terbuka pintunya secara otomatis.

Beberapa staf datang dan memberi hormat.

"Selamat datang tuan, ada yang bisa kami bantu?" Ucap salah satu staf disana.

"Tidak perlu, kerjakan pekerjaan kalian" Ucap Devano, kakinya kembali melangkah.

Devano berjalan ke setiap bagian yang terus di ekori para bodyguard nya.

Sampai di ujung belakang Devano baru menemukan apa yang ia cari.

Tangan Devano sudah siap mengambil barang yang ia cari, namun terhenti karena ucapan Jacob.

"Barang tersebut untuk bayi tuan" Ucap Jacob, kakinya melangkah mundur untuk menunjukkan sesuatu ke Devano.

Mata devano memicing

"Disebelah sini yang Anda cari tuan" Ucap Jacob.

Devano mengambil kedua barang yang bersebelahan, dilihatnya sperti membandingkan. Lalu menaruhnya kembali.

Mata devano menatap tajam tumpukan barang yang di tunjukkan Asisten nya itu.

Banyak sekali merek dan jenisnya membuat devano hanya mengusap wajahnya.

"Ambilkan keranjang" Ucap devano.

Tentu saja para bodyguard kaget, ambil keranjang?.

Seorang bodyguard maju memberikan keranjangnya, karena semua bodyguard membawa keranjang sejak memasuki supermarket tersebut.

Mereka semua terkagum, seorang pria muda membelikan sendiri keperluan istrinya.

Ya mereka semua, karena banyak orang yang melihat dan penasaran pada orang yang begitu dihormati oleh karyawan supermarket ini sendiri.

Devano tidak memperdulikan tatapan semua orang, dirinya hanya fokus pada apa yang ia kerjakan karena sudah terbiasa dengan tatapan dan rasa penasaran orang-orang.

Devano mengambil setiap merek dan jenis yang berbeda memasukkannya kedalam keranjang.

Cukup lama untuk mengumpulkan semuanya sendiri, karena Devano tidak mengizinkan siapapun membantunya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vote
Coment
Ikuti
Update tiap malam minggu
Tencuu gesss 🥰🥰💕💕💕

28/05/22

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now