8 : Anak Pintar

123K 2K 17
                                    

Devano mengeluarkan miliknya dari vaginaku, walaupun sudah mengeluarkan spermanya berkali-kali milik devano masih besar dan panjang.

Aku meringis melihatnya, bagaimana bisa dia begitu kuat dan tahan lama, bahkan pria-pria yang terlihat lebih muda darinya cepat lemas hanya dengan aku memasukkan nya ke dalam mulutku.

Devano menciumku, mengangkatku ke sofa, tanpa berkata-kata devano membersihkan sprei dan tempat tidur kami yang basah dan sedikit noda darah, menggantinya dengan yang baru setelah mencarinya di dalam lemari hotel.

Devano mendekatiku, miliknya yang masih berdiri terlihat bergoyang ke kanan kiri, membuat aku mengalihkan pandanganku darinya.

Devano hanya tersenyum melihat tingkahku. Dia berjongkok mensejajarkan tingginya denganku lalu menciumku dalam. Devano mengangkatku kembali ke atas kasur yang sudah bersih dan rapi.
"Tidurlah, aku sudah membersihkannya" Ucapnya mencium kening ku dan mengelus rambutku.

Devano berdiri, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, aku menghentikannya dengan ucapanku "Devvv, aku bisa membantumu dengan tangan dan mulutku" Ucapku malu, memperhatikan tubuh belakang devano yang telanjang.

Devano menghentikan langkahnya, meremas tangannya menampilkan urat-urat yang terlihat perkasa. Dia berbalik berdiam di tempat "Tidak babe, karena ini tidak akan cukup hanya dengan tangan dan mulutmu, aku tidak ingin membuatmu menangis lagi" Ucapnya sendu, lalu pergi menutup pintu kamar mandi.

Aku hanya diam melihat devano, Setelah beberapa saat. aku mendengar bunyi shower yang menyala.

"Ahhh"

"Ahhh"

"Caaaaroooolineee"

"Aahhhhh"

Aku kaget mendengar suaranya yang mendesah sekaligus menyebut namaku, wajahku menjadi panas, menarik selimut menyembunyikan diriku di dalamnya.

Devano masih mendesah dan terus menyebutkan namaku, karena rasa lelah dan tubuh yang terasa remuk aku mengurungkan niatku untuk menghampiri devano, akupun tertidur dengan tubuh yang lengket dan tertutup selimut.

Selang beberapa lama Samar-samar aku mendengar langkah kaki dan kasur yang bergerak, membuka selimut lalu tangannya yang kekar melingkar di tubuhku terasa dingin, dia membisikkan sesuatu di telingaku, tetapi aku terlalu mengantuk untuk mendengarkannya, aku sudah berada di alam mimpi.

~~~~~~~~~~~~💕💕💕💕💕~~~~~~~~~~~~

Aku membuka mataku, mengerjab beberapa kali untuk mengatur cahaya di mataku, bersender di kepala kasur dan meregangkan otot-otot.

Aku menelisik ke segala penjuru kamar, betapa berantakannya kamar ini, baju dan dalaman berserakan bahkan cairan bekas percintaan kami masih ada di lantai dan sofa yang semalam ku duduki.

Bagaimana orang hotel akan memandang kami, pikirku. Karena biasanya saat aku bersama pria lain ke hotel, kami meninggalkan hotel tanpa jejak sedikitpun mungkin hanya kondom yang berisi cairan sperma itupun di buang ditempatnya yaitu tong sampah.

Saat aku melamun, pintu kamar mandi terbuka menampilkan sesosok pria tampan dengan tubuh bugarnya, rambutnya yang basah dia usapkan dengan handuk, tubuhnya yang seksi tertutup jubah mandi hotel ini.

"Mandilah babe, Setelah ini kita akan pergi" Ucap devano sambil mengangkat gagang telepon hotel.

"Kemana? " Ucapku beo memandangnya sambil melilitkan selimut pada tubuhku.

Dia mengabaikanku.
"Kirimkan bajuku dan dress wanita, Seg...

"Akhhhh" Aku menjerit.

Ucapan devano terputus saat mendengar teriakanku, Dia buru-buru menghampiriku, menggendong ku ala bridal style.

"Apa yang kamu lakukan?" Ucap devano, meletakkan aku di atas kasur.

"Aku ingin ke kamar mandi, tubuhku lengket" Ucapku sambil mengerucutkan bibir.

"Lepas selimut itu dan aku akan mengantarmu ke kamar mandi" Ucap devano tegas.

Aku menatapnya memicingkan mataku.
"Kenapa kamu jadi sering memerintah" Ucapku melepaskan selimut yang membelit di tubuhku.

Aku mengangkat tanganku ke atas
"Gendong aku" Ucapku memerintah.

Devano tersenyum, tangannya terulur mengelus rambutku. Dia sedikit membungkuk membiarkan aku untuk melingkarkan tangan di lehernya, kemudian tangannya mengangkatku.

Devano menaruhku di dalam bathtub yang terisi air hangat. Aku tersenyum mengusap rambut devano lembut.

"Anak pintar" Ucapku menggodanya.

~~~~~~~~~~~~💕💕💕💕💕~~~~~~~~~~~~

Vote and Comment dong guys
Biar aku semakin semangat buat ceritanya.

Thank you 😘😘

9/1/2022

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now