9 : Selamat

107K 2K 2
                                    

"Jika sudah tidak sakit panggil aku." Devano berjongkok mengecup bibirku sekilas lalu beralih mencium kening ku lama.

"Ya, ya... Sudah pergi, pergi... " Ucapku mengusirnya.

Devano melangkah menutup pintu kamar mandi.

Setelah berendam di bathup cukup lama rasa sakit di daerah kewanitaan sedikit berkurang, aku beranjak menyalakan shower membasuh diriku dan mengoleskan sabun mandi yang ada di dalam tempat sabun cair.

Aku memakai jubah mandi ku tanpa memakai dalaman apapun, menggulung rambutku dengan handuk dan mengangkatnya ke atas.

Saat membuka pintu kamar mandi, aku melihat devano sudah memakai jasnya dengan rapih dan di tangannya terdapat kotak berpita dengan warna pink.

Devano mengangkat tangannya mengarahkan kotak pink itu ke depan arahku.

"Ambil dan pakai ini" Ucap devano tanpa basa basi.

Aku di buat cengo olehnya, kotak pink? Yg benar saja. Aku paling anti dengan yang berwarna pink seperti anak kecil yang menginginkan menjadi seorang tuan putri saja.

"Aku pakai baju kemaren saja" Aku melangkahkan kakiku ingin mengambil baju di lantai, namun devano menghalangi.

"Pakai ini atau tidak sama sekali, babe" Devano menatapku intens, menjulurkan tangan yang memegang kotak pink.

Aku menatapnya dengan sorot yang tajam, apa-apaan dia ini, tukang perintah!!. Aku mengambil kotak pink itu dengan kasar, sambil menghentakkan kakiku menuju kamar mandi.

Bunyi dering HP terdengar, Ahh itu bukan milikku, masa bodo!

Saat akan menutup pintu kamar mandi, aku menunjuk devano
"Kauuu!!!" Devano yang sedang menerima panggilan telepon dari hpnya seketika menoleh padaku.

"Bastard!!" Teriakku kencang langsung membanting pintu kamar mandi.

Dari dalam aku bisa mendengar tawanya seperti sedang mengejekku. Aku semakin sebal.

~~~~~~~~~~~~~~~❤❤❤~~~~~~~~~~~~~

Devano membawaku ke restoran hotel tempat kami bermalam, sekarang aku sudah tidak terlalu kesal karena kotak pink yang di berikan devano untungnya bukan berisi baju berwarna pink, melainkan dress hitam berbahan satin yang memperlihatkan lekuk tubuhku, tetapi tidak seterbuka gaun malam yang ku pakai saat ke club kemarin.

Ketika kami sudah selesai makan, tidak ada pembicaraan hanya saling menatap saja.

Aku yang ingin cepat-cepat pergi dan meninggalkan tempat ini memulai pembicaraan.

"Baiklah Dev, Terima kasih untuk malam yang menyenangkan, Semoga kita tidak bertemu kembali" Ucapku dengan senyum setulus mungkin. Beranjak untuk meninggalkannya.

Tiba-tiba devano ikut berdiri menarik tanganku untuk menoleh padanya, dia berlutut, membuat beberapa orang yang ada di restoran menjadi menatap kami penasaran. Devanao mengeluarkan sebuah kotak kecil merah dari kantong jasnya.

Devano mengangkat kepalanya,
"Maukah kamu menikah denganku, babe?, aku ingin kamu menjadi ibu dari anak-anak ku kelak" Ucap devano lembut, banyak pasang mata yang menatap kami gembira.

"Terima!!! "

"Terima!!!" Ucap pengunjung di sana dengan heboh.

"Terima saja, kalian pasangan yang serasi" Ucap salah satu pengunjung restoran di sana.

Aku yang masih membatu karena lamaran devano yang tiba-tiba hanya bisa terdiam memandangnya.

"Apa kau menerimanya babe?, aku akan sangat senang jika kamu mau menjadi istriku" Ucap devano dengan senyum sumringah nya.

Aku yang melihat wajah lugu devano sedikit luluh karenanya, "tidak, ini tidak benar. Aku hanya melakukan one night stand dengan pria yang baru ku kenal" Ucapku dalam hati, ada sedikit keraguan di sana.

Aku menunduk, menyampaikan rambutku ke telinga, menatap devano dengan lekat

"Dev, jangan seperti ini, Kita bahkan baru mengenal nama satu sama lain" Ucapku sedikit berbisik, agar pengunjung restoran tidak mendengar pembicaraan kami.

"Kita sudah melewati malam yang panas bersama babe. Aku juga yang pertama bagimu, ini caraku bertanggung jawab, aku mohon jadilah istriku" Devano menatapku dengan sendu, wajah lugunya tersirat kesedihan.

"Devv jangan seperti ini, aku tidak ingin membuatmu malu di depan umum" Ucapku tajam.

"Maka jadilah istriku, kita bisa saling mengenal setelah ini babe. Aku ingin bertanggung jawab, aku mohon" Ucap devano menggenggam tangan kiriku, dengan matanya terlihat sendu seperti anak anjing yang memohon untuk di elus.

Memang keinginanku untuk melakukan sex pertama kalinya dengan suamiku, tapi bukan seperti ini caranya. "ahhh, takdir memang aneh" Ucapku dalam hati frustasi karena devano yang keras kepala.

Aku hanya mengangguk, melihat devano tersenyum bibirnya yang tebal melengkung ke atas.

Devano mengambil cincin dari kotak merah, lalu memakaikannya di jari tengah ku sebelah kiri, aku tersenyum melihat devano sangat bahagia.

Prokkk

Prokkkk

"Selamat"

"Selamat"

Tepuk tangan dan ucapan selamat memenuhi ruang restoran ini, banyak pengunjung dan para pegawai restoran yang tersenyum dan bersorak.

Devano berdiri memelukku lalu mencium bibirku dalam, dia menautkan tangan kami menuntutku untuk mengikutinya keluar dari restoran.

~~~~~~~~~~~~~~~❤❤❤~~~~~~~~~~~~~

Jangan lupa
Vote
Comment
Dan Ikuti aku ❤❤❤

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang