3.1 : Adil

15.6K 520 22
                                    

Kini Caroline sudah bersih dan wangi hanya jalannya saja yang pincang-pincang.

Devano mengangkat Caroline ala bridal style dengan lembut.

"Maafkan aku, tapi biarkan aku menggendong dan mengantarmu" Ucap Devano.

Caroline hanya diam, membiarkan Devano melakukan tugasnya, lagi pula bagian bawahnya terasa semakin sakit jika ia berjalan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sampai pada kamar tidur, Devano menurunkan Caroline dikasur.

Devano bersujud di bawah lantai, tangannya menggenggam tangan Caroline.

"Aku akan menjelaskan semuanya, tolong dengarkan dulu penjelasanku" Ucap Devano dengan air mata yang menggenang.

"Semua ini dimulai saat kita masih kecil. Saat itu Ayahku sendiri membuangku karena rasa bencinya. Tetapi kamu dan keluarga mu menolong ku. Memberikan aku makan, menyayangi ku seperti keluarga sendiri" Ucap Devano matanya terus menatap Caroline.

"Tapi semua itu lenyap, ketika bibi dan pamanku yang menginginkan harta ayahku mengincar ku dan ingin membunuhku. Orangtuamu, ibu dan ayahmu mereka terus melindungiku"

"Sampai malam itu"

#flashback

"Nak, jangan takut. Bersembunyi lah di ruang belakang lukisan" Ucap Ibu Caroline mengantar ketiganya untuk masuk dan menutup kembali lukisan.

"Kakak, Takut" Ucap Caroline kecil, ketiganya berpelukan.

Selang beberapa lama, tidak terdengar suara apapun.

Kakak Caroline yang penasaran, melangkagkan kakinya, menggeser letak lukisan besar agar ia bisa lewat.

Tapi yang mereka bertiga lihat adalah, Orang-orang bertubuh besar yang sedang memegang pisau.

Tubuh kedua orang tua mereka sudah tergeletak dengan darah dan pisau yang menancap.

"Kyaaaaaaaaa" Caroline kecil berteriak, membuat orang bertubuh besar melihat mereka.

Orang bertubuh besar menghampiri, kakak Caroline dan Devano kecil mencoba untuk menutup lukisan agar orang bertubuh besar tidak bisa masuk.

Tetapi tubuh mereka yang kecil tidak akan bisa melawan orang-orang besar itu.

Mereka bertiga tertangkap, Caroline terus menangis melihat kedua orang tuanya yang tidak bergerak.

"Mamaaaaa, paapaaaaaa" Teriak Caroline kecil.

"Diam, atau kamu ingin bernasib sama seperti mereka" Ucap orang bertubuh besar yang mengangkat Caroline.

Devano dan kakak Caroline sudah di bawa dan masuk ke dalam mobil. Dan melaju.

Dalam perjalanan mobil yang di tumpangi kakak Caroline dan Devano di berhentikan.

Devano dan kakak Caroline berhasil di selamatkan karena kakek Devano yang mengetahui cucunya dalam bahaya segera mengerahkan anak buahnya.

#back

Caroline meneteskan air matanya dirinya kembali mengingat kejadian yang selama ini telah hilang dalam ingatannya.

"Bagaimana bisa aku melupakkannya selama ini" ucap carolien, matanya menatap lurus kedepan.

Pandangan caroline terlihat kosong dimata Devano, Caroline kembali mengingat kejadian yang menimpanya saat kecil.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang