29 : Cintai

67.8K 1.2K 14
                                    

Caroline melangkahkan kakinya, ingin menghindar dari tatapan memuja suaminya.

Saat akan melewati devano, tangannya ditarik. Membuat caroline reflek membalikkan badan.

Kini caroline dapat melihat dengan jelas seringai nakal suaminya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Caroline melangkahkan kakinya, ingin menghindar dari tatapan memuja suaminya.

Saat akan melewati devano, tangannya ditarik. Membuat caroline reflek membalikkan badan.

Kini caroline dapat melihat dengan jelas seringai nakal suaminya.

Ayolah caroline bukan takut, hanya saja vaginanya sudah bengkak dan sakit akibat penis devano menginap semalaman di lubang miliknya.

"Dev, aku lapar" Ucap caroline dengan memelas.

"Baiklah, setelah aku mandi kita sarapan" Ucap devano dengan mengusap pelan pipi caroline.

Devano menarik tangan caroline meninggalkan kamar mandi, langkah mereka menuju kasur.

Dilihatnya kamar berantakan dengan barang berserakan dan tentu saja kasur yang sangat kacau, bahkan kelopak mawar yang indah sudah jatuh berhamburan ke lantai.

Kaki mereka melangkah, caroline yang berada di samping devano melirik kesamping bawah.

Dilihatnya penis devano yang masih menjulang dengan urat menonjol dan bergoyang karena derap langkah suaminya.

Glekkk

Caroline meneguk liurnya, miliknya memang masih sakit. Tapi bagaimana dengan suaminya yang sudah berdiri sejak tadi.

"Ini milikmu, pakailah" Ucap devano mengulurkan tangan dengan paper bag coklat.

Ucapan devano mengalihkan pandangan caroline dari penis suaminya.

Tangan caroline terulur menerima paper bag coklat yang ia tidak tahu apa isinya.

Devano meninggalkan caroline yang bingung dengan paper bag di tangannya.

Penisnya sudah tidak tahan, dan kali ini dia butuh air dingin untuk menenangkannya.

Arah mata caroline berbalik, memperhatikan devano yang sedang mengguyur diri dengan air shower  yang menyala.

Tubuh belakang devano yang terlihat, tampak seksi karena aliran air shower membasahi punggung nya.

Caroline kembali memperhatikan  paper bag coklat itu.

Dilihatnya sebuah kain dengan warna merah jambu yang tampak anggun, didalamnya juga terdapat dalaman yang berwarna senada.

"Kapan dia mendapatkan ini? " Tanya caroline pada diri sendiri.

Arah pandang caroline kembali pada suaminya, dilihat devano dengan satu tangan menempel pada dinding dan tangan satunya lagi seperti menarik dan mendorong sesuatu.

Dengan punggung yang bergerak dan pancuran shower yang masih menyala mengenai setiap tubuh devano.

Caroline yang penasaran dengan tingkah suaminya, melangkahkan kaki untuk mendekat.

"Ahhh"

"Fuckk"

Caroline menghentikan langkahnya, didengarnya suara serak dan mendesah dengan guyuran air yang nyaring terdengar.

Mata caroline terbelalak melihat suaminya sedang mengurut penisnya sendiri keatas bawah dengan punggung yang ikut bergerak.

"Ah, bego banget gw. Pasti dari tadi nahan sakit" Ucap caroline pada diri sendiri karena merasa kasihan melihat suaminya tidak kunjung mencapai pelepasan.

Kaki caroline melangkah pelan menuju ke arah shower, dirinya yang masih mengenakan handuk di  kepala dan badan. Perlahan melepaskan handuk keduanya.

Satu persatu handuk di tanggalkan membuat tubuh caroline telanjang bulat.

Dirinya memang dari tadi menolak, tapi siapa yang tega melihat suami sendiri berusaha melepaskan hasrat sendirian.

Kakinya melangkah mendekat kearah devano yang masih mengocok penisnya.

Suaminya itu tidak menyadari kehadiran caroline karena terlalu fokus pada kegiatannya.

Tubuh caroline yang telanjang terkena cipratan air shower, rasa dingin menjalar ke tubuhnya yang basah.

Tangan caroline terulur melingkarkannya di perut kokoh suaminya.

Tubuh devano menegang membuat kegiatan yang tadi di lakukannya terhenti, diusap nya tangan lembut yang berdiam di perutnya.

"Dev, tubuhmu dingin" Ucap caroline ketika merasakan tubuh devano yang dingin ketika ia memeluknya.

"Junior ku tidak akan cukup, jika tidak masuk kedalam lubang sempit dan hangat milikmu babe" Ucap devano dirinya menikmati gundukan kenyal yang menempel pada punggungnya dengan satu tangan yang masih bertumpu pada dinding.

Devano membalik tubuhnya, menatap lekat sosok istri yang sangat ia cintai.

"Kenakan pakaianmu, kita akan segera turun" Ucap devano dengan senyum menawannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jangan Lupa
Vote
Comment
And ikuti aku
Tencu gesss
Lope uuuu 😘😘💕💕

6/2/22

CEO Sang Mafia 21+ [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora