5 : Kenikmatan

220K 2.5K 17
                                    

Aku beranjak dari penis devano yang masih berdiri perkasa, bekas percintaan kami membanjiri kasur dan membuatnya basah. Lebih tepatnya itu cairan pelepasanku karena devano masih belum klimax dan penisnya masih menjulang perkasa. Aku melihat Ada sedikit bercak darah dikasur dan kejantanan devano.

Devano bengong melihat sisah darah di penisnya.

"Apakah ini pertama kalinya bagimu, babe?" Ucap devano beo

Aku hanya mengangguk, mengalihkan tatapanku darinya, aku malu.

Devano melingkarkan tangannya di perutku, dia memelukku, lalu berkata
"Terima kasih, telah menjadikan aku yang pertama untukmu" Devano menciumi seluruh wajahku gemas.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk, lalu melihat kebawah ketika merasakan vagina dan pahaku serasa di tusuk sesuatu.

"Dev, milikmu menusukku" Ucapku sambil mengusap penisnya.

"Ahh" Devano mengerang, usapanku menyadarkannya ada yang belum ia tuntaskan.

Devano memegang tanganku yang mengusap penisnya. "Apakah milikmu sakit, babe?. Yang aku tau pertama kali akan terasa sakit." Ucap Devano khawatir.

Aku berganti mengusap wajahnya "hanya sakit sebentar, sekarang aku menikmatinya" Aku menjilat bibir devano untuk menggodanya.

"Jangan salahkan aku, jika kita tidak tidur sampai pagi, babe" Ucap devano dengan smirk nya.

"Aku menantikan nya, Dev" Ucapku sambil tertawa lalu melumat bibirnya yang tebal.

Devano membalas ciuman ku, sedetik kemudian dia melepaskan nya, aku kecewa. "Apakah kamu bisa berdiri di jendela sana, babe?" Ucap devano dengan senyumnya, Sambil menunjuk Jendela besar yang menampilkan hiruk-pikuk jalanan malam.

Aku menurutinya, berjalan kearah jendela sambil meliuk-liuk kan tubuhku dengan cairan yang mengalir dari vaginaku. Devano yang memperhatikanku semakin tertantang.

Devano berjalan ke arahku dengan penis yang masih berdiri tegap.
"Berbaliklah, babe"

Aku berbalik melihat lampu kota yang menerangi malam dengan indah dari lantai atas ini.

"Sekarang, rapatkan tubuhmu dengan jendela, babe" Ucapnya pelan mengelus punggung polosku, yang membuatku merinding seketik.

"Tidak, bagaimana jika ada yang melihat" Tolakku, berbalik badan dan menatap devano.

"Tidak akan, Ini lantai 11 dan jika ada mungkin mereka tidak bisa melihat wajahmu, babe. Aku akan menjagamu, tenanglah" Ucap devano mengusap pipiku dan melumat bibirku dalam.

"Baiklah, karna kamu menginginkannya" Ucapku berbalik badan dan menempelkan tubuhku pada jendela

"Ahh, ini dingin Dev" Ucapku mendesah karena suhu jendela yang dingin mengenai tubuhku.

"Kau akan menyukainya babe, Sekarang menungging. Biarkan payudaramu tetap di jendela. Ucap devano sedikit memerintah.

Aku menungging kan pantatku kepada devano, dan menempelkan payudaraku di jendela.

Devano turun, wajahnya berada di vaginaku. Meniup-niup kecil memberikan rangsangan padaku. "Ahh Dev, jangan ber main-main denganku" Ucapku sedikit frustasi.

Devano menjilat klitoris ku, memainkannya erotis dengan lidah.

Ahh

Ahh

Devano Menekan klitoris ku dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memasukkan 2 jari pada lubang vaginaku, Mengocoknya pelan.
"Devvvv, aku ingin milikmu" Ucapku parau.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Where stories live. Discover now