Sechs : ❛Fact.❜

541 83 2
                                    

—[Fakta]—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—[Fakta]—

Sesuatu yang ringan dan lembut terasa bergoyang-goyang tepat di depan alat penciuman [Name], membuat hidung mungil itu agak bergerak karena merasa geli. Tak lama, ia bersin dengan suara kecil hingga bangun dari alam mimpi.

“Wah, dia bersin kayak kucing.”

[Name] mengangkat kepala, menyentuh belakang lehernya kala merasakan bagian itu terasa kaku dan sakit. Lantas, kedua mata terbuka menunjukkan keindahan maroon yang menyala. Mendapati gurunya duduk di hadapan seraya tersenyum menyebalkan.

“Pagiii~!” sapanya ceria.

“Bagaimana? Nyenyak tidur di pundakku?”

Si gadis mengernyitkan kening, lalu menoleh dan mendongak ke atas. Netra indah dengan tepat mendapati wajah Gojo yang sedang menyunggingkan senyuman miring yang menggoda. Membuat [Name] mengerjapkan matanya beberapa kali, mencerna situasi yang sedang terjadi.

Pria surai putih ini tepat duduk di sampingnya dengan jarak yang tipis.

“Hih!” [Name] spontan mundur ke belakang seraya menutup mulut menggunakan punggung tangan. Wajah manisnya tampak memerah tipis dengan kedua iris mata yang bergetar sembari menatap Gojo yang terlihat menaikkan satu alis ke atas.

“Eh? [Name]-chan bisa berekspresi kayak gitu juga, ya.” Haruto menopang dagu. Menatap tak percaya pada anak muridnya sendiri.

Pria dewasa itu biasanya selalu melihat raut muka [Name] yang tenang dan kalem. Jarang marah dan selalu memasang senyuman kecil. Bahkan ia beberapa kali berusaha membuat anak itu malu ataupun emosi, tapi malah berakhir ia yang kena jebakannya sendiri. Setelah beberapa kali melakukan percobaan yang gagal itu, Haruto tak lagi mengganggu [Name].

Namun, ia melihat ekspresi [Name] sekarang dan dia merasa terhibur. Mungkin merasa canggung? Pastinya. Dan Haruto tertawa puas menyaksikan itu.

“... Aku permisi.” [Name] hendak berlari. Namun, tangan yang masih saling bertaut membuatnya membeku.

“Bye-bye!” Haruto melambaikan tangan. Meski tahu si gadis tidak bisa pergi karena tangan anak didiknya ini masih menempel.

Gojo menatap sang gadis dalam diam. Memerhatikan pipi putih itu tampak makin memerah hingga sampai ke telinga. Dari balik kain hitam, kedua mata indah melotot sempurna seraya tersenyum miring. Entahlah. Ia merasa terhibur dengan melihat wajah malu-malu dari gadis yang kemarin terlihat santai-santai saja.

Heee, dia keliatan manis— tunggu. Apa yang kupikirkan? Gojo mengernyitkan kening. Ekspresi terhibur menghilang dari wajah. Tergantikan dengan raut muka yang agak mengeras.

Sensei ...,” panggil [Name] lirih.

Ha'i?”

“Bisa tolong masakan air hangat untuk melepas lem ini dari tangan kami? Sensei harus tanggung jawab.” [Name] mengangkat genggaman tangannya dengan Gojo.

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now