55 :: ❛Masakan gadis itu.❜

380 61 50
                                    

“Umm ....”

[Name] bergerak tak nyaman dalam pelukan Gojo. Sudah satu jam lebih mereka saling berbagi kehangatan seperti ini. Ia pun juga telah membujuk si surai putih untuk bangun dan memulai aktivitas. Namun, pria itu malah membalas dengan perkataan dongkol, kemudian mengeratkan sentuhannya hingga [Name] jadi sesak.

“Hei, kurasa kita perlu bangun sekarang ...,” ucap [Name] hati-hati. Tidak mau cari ribut dengan sang terkuat itu di pagi hari yang damai ini.

Gojo membuka satu matanya. Melayangkan tatapan tajam pada gadis yang masih setia memandangi wajahnya tanpa rasa takut. Dia lantas memejamkan mata lagi.

“Bangunlah, tapi masakin makanan, dong,” kata Gojo.

Senyuman lebar tersungging pada bibir [Name]. Perempuan itu dengan semangat bangun, lalu mengecup sebelah pipi Gojo sekali kemudian turun dari atas tempat tidur. Badannya agak kaku terasa, terutama bagian leher dan kedua paha. Dia melakukan peregangan tubuh sederhana untuk mengurangi rasa pegal.

“Kau mau makan apa?” tanya [Name] tanpa menatap Gojo.

Pria itu diam memandang punggung mungil gadisnya, lalu menatap kedua lengan yang ia gunakan memeluk tubuh [Name]. Ia mendecih. Kehangatan yang nyaman itu menghilang seketika. Kemudian, tangan kirinya menangkup pipi yang sempat diberi kecupan ringan, bibirnya mengerucut. Rasa kesal dan senang bercampur jadi satu.

“Hee, makan apa, yaaa?” kata Gojo dengan nada pongah.

“Apa kau mau makan sup miso?” usul [Name].

“Hmm ... boleh, sih.” Gojo memeluk bantal guling.

“Oke.” [Name] beranjak keluar kamar.

Karena tempat ini tak luas. Setelah pintu kamar terbuka, maka dapur dan meja makan sekaligus sofa untuk bersantai jadi pemandangan pertama. Gadis itu melangkah ke arah pantri, lalu mengenakan apron.

“Oh, iya ... tadi malam Fushiguro-kun bawa makanan, 'kan?” gumamnya, “apa kupanaskan saja itu? Ditambah sup miso?”

Dia melangkah ke arah kulkas. Menemukan berbagai bahan makanan laut di sana, juga beberapa camilan manis seperti cake dan snack ringan di sana. [Name] bergidik ngeri.

“Dia lebih gila dariku kalau soal makanan manis.” Ia menggeleng, kemudian mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat sup. Berbagai jenis makanan laut diletakkan ke atas meja. [Name] memulai kegiatan masaknya.

Aroma masakan menguar di udara, hingga perlahan masuk ke dalam kamar di mana Gojo sedang menatap langit-langit ruangan dengan pandangan malas. Namun, hidungnya menangkap wangi sedap makanan, hal itu membuat selera makannya bangkit—juga tubuhnya dari atas tempat tidur.

Gojo melangkah keluar kamar, lantas bersandar pada bingkai pintu sembari menatap [Name] yang sibuk memasak. Senyuman jahil tercetak pada wajahnya, lalu dengan riang gembira melangkah mendekati gadisnya.

Kedua tangan pria itu langsung melingkari pinggang [Name] dengan posesif. Wajah rupawan miliknya diletakkan tepat di atas pundak sang gadis. Netra biru Gojo menatap ke arah leher yang menampilkan bekas gigitan kemerahan di sana. Ulahnya semalam.

“Ah, untung kau keluar.” [Name] memotong-motong tahu. “Tadi malam Fushiguro-kun bawa makanan yang kau pesan dari restoran, lho. Mau aku panaskan, gak? Kupikir masih bagus meski tidak dimasukkan ke dalam kulkas, sih.”

Gojo berdeham panjang. Lalu menjawab, “Tidak perlu. Aku akan memberikan makanan itu ke Megumi. Kau tetap masakin makanan buatku.”

Dia melepas pelukan. Kemudian melangkah ke arah meja dekat sofa. Mengambil dua kantong makanan itu, lalu melangkah keluar.

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now