57 :: ❛Memanggil nama pria itu.❜

400 63 25
                                    

꒰WARNING! Pada chapter ini terdapat adegan yang cukup sensitif. Jadi, please jangan baca saat kalian lagi puasa꒱

“Syukurlah. Pekerjaanku selesai juga.” Haruto menyandar sembari menghela napas lega. Mata memandang ke atas, ke arah langit-langit ruangannya dengan pandangan lelah.

Tangan kanannya bergerak membuka laci meja, mengambil sesuatu di dalam sana. Sebuah kertas foto berukuran kecil. Haruto mengamati seseorang yang sedang tersenyum lebar di sana. Nara. Kekasih hatinya.

Pandangannya mendingin, lantas meletakkan foto itu ke permukaan meja.

Ia kembali mengembuskan napas, tapi kali ini terdengar berat. Dia pernah memikirkan sesuatu dan memilih untuk tutup mulut, bahkan sempat menampik. Dia tak percaya, tidak mau berharap setelah melewati masa-masa kesepian yang menyedihkan.

Kalau ikatan antara dirinya dan Nara masih hidup. Kembali terasa setelah beberapa tahun 'mati'.

“Takdir jelek.” Haruto memasang wajah malas. Ia melirik ke arah foto Nara sebentar, kemudian beralih menatap ponsel. Tangannya terulur mengambil benda itu, mencari kontak seseorang, lalu menghubunginya.

“Naskahnya udah selesai. Ambil di rumah, ya,” kata Haruto, dan tanpa mendengar balasan apa pun menutup panggilan.

Ia meregangkan badan. “Aku mau kerjain naskah apa lagi, ya? Cari ide baru, deh.”

꒰❣꒱

[Name] menatap ke luar jendela besar penthouse-nya, atau lebih tepatnya di ruangan santai. Memikirkan semua hal yang terjadi mulai dari musim gugur sampai ke musim dingin. Awal pertemuannya dengan Gojo, kedekatan mereka hingga sampai pada titik ini. Jadi sepasang kekasih.

Tangan gadis itu bergerak mengusap surai putih yang sedang bermanja-manja di pangkuannya. Menggesekkan wajahnya pada perut datar [Name], bahkan beberapa kali menggigit dengan gemas, tapi tak sakit. Perempuan itu menyadari semua tingkah Gojo. Namun, dia mengabaikan dan tetap fokus memandang ke luar.

“Apa yang kau lihat sampai mengabaikanku?” Gojo mengangkat kepalanya. Rambutnya acak-acakan.

“Hm?” [Name] menoleh. Memberikan senyuman kecil. “Aku hanya sedang memikirkan sesuatu, kok.”

“Apa?”

“Yah, aku mengulang semua memori sejak aku ke Jepang. Bertemu hingga jadi milikmu seperti sekarang.” [Name] mengangkat bahu.

“Hmmm ....” Gojo bangkit, lantas duduk merapat di samping sang kekasih. Lengannya dengan protektif memeluk pinggang [Name]. Tangan kanan yang menganggur ia gunakan untuk memainkan surai bergelombang gadisnya.

“Kau pasti tak menyangka bakalan jadi milikku, 'kan?” kata Gojo dengan nada sombong.

“Aku tak akan menyangkal itu karena, yah, kau benar.”

Gojo bungkam. Pandangan mata fokus menatap jari-jari yang memainkan ujung rambut gadisnya. “Aku lebih kaget daripada kau, sih, [Name].”

Gadis itu membaringkan kepalanya di pundak Gojo, lalu memberikan kecupan ringan sekali pada bahu yang kokoh itu. “Karena kau tak menyangka bakal 'jatuh' seperti ini?”

Gojo membalas dengan gumaman tak jelas. Bibir tipis pria itu bergerak lucu, kemudian bungkam hingga mengerucut.

“Aku bakal menganggap kau menyetujui ucapanku.” [Name] kembali mengecup sekali pundak Gojo.

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now