58 :: ❛Keadaan berharga.❜

566 60 54
                                    

“Kau benar-benar nekat keluar sore-sore saat suhu rendah kayak gini, ya, Satoru ....”

[Name] menggigil sembari mengusap kedua lengan. Giginya bergemeletuk karena udara beku terasa menembus pakaian hingga menusuk ke tulang-tulang.

Gojo memandangi gadisnya yang gemetar selama beberapa saat dengan wajah bodoh. Lalu melangkah ke belakang [Name] sembari merengkuh pinggang gadis itu. Menariknya ke dalam pelukan hangat seraya menyelimuti [Name] dengan mantelnya.

Sang gadis bergeming, lantas berbalik. Kedua tangannya terangkat melingkari leher Gojo. Ia bergoyang ke kanan dan kiri diikuti sang surai putih yang kini menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher [Name].

“Masih dingin, gak?” tanya Gojo dengan nada menggoda.

“Kau sudah memelukku, jadi itu artinya sudah tidak lagi.” Tangan kanan gadis itu bergerak mengelus punggung Gojo.

“Hee? Kau jago menggoda juga, ya, [Name].”

“Aku belajar dari ahlinya.”

“Huh? Siapa?”

“Kau.” Senyuman jahil tersungging pada bibir sang gadis yang langsung disembunyikan pada lekukan leher pria itu.

Gojo bungkam, tak lama kemudian menaikkan sebelah alisnya. Kekehan kecil keluar dari bibir tipis pria itu sembari mengeratkan pelukan.

“Aku mau beli cokelat hangat, mau gak?” tanyanya.

“Boleh, boleh.”

Gojo menggendong [Name] lalu mendudukkan gadis itu ke atas bangku panjang yang bersih dari salju. Lantas melangkah menjauh ke arah kedai kecil yang tak jauh dari mereka.

“Dia bisa bersikap manis, ya. Jujur saja ini mengejutkan,” kata [Name] memperhatikan Gojo yang kini telah berdiri di depan kedai itu sembari berteriak memesan dua minuman cokelat. [Name] meringis setelah mendengar suara Gojo terlalu keras padahal pelayan di sana tepat berada di hadapannya.

“Apa kau berpikir kalau penjual itu tak bisa mendengarmu sampai kau berteriak kayak gitu?” tanya [Name] pada Gojo yang tengah berjalan mendekat seraya mengangkat dua cup cokelat.

“Oh, itu sengaja, sih,” jawab Gojo dengan nada cuek sembari tersenyum lebar. Tangan kanannya terulur memberikan satu minuman pada [Name] yang diterima senang hati oleh gadis itu.

“Ayo, duduk sini.” Sang gadis menepuk-nepuk kursi tepat di sebelahnya, mengajak Gojo untuk duduk.

Pria itu mengikut tanpa bersuara. Lalu meminum cokelat itu, merasakan rasa hangat dan manis jadi satu hingga menyegarkan tubuhnya.

“Rasanya manis bangeet~”

Gojo menoleh ke arah [Name]. Mendapatinya sedang menggoyangkan badan ke kanan kiri sembari menangkup sebelah wajahnya. Kedua pipi putih itu terhias rona merah hingga terlihat manis di mata. Gojo melebarkan netra bersamaan dengan seringai lebar, lantas membungkuk lalu menggesekkan wajahnya pada pipi [Name].

“He? Satoru?! Hentikan!” Gadis itu tertawa sembari mendorong tubuh Gojo untuk menjauh. Namun, hal itu sia-sia karena perbedaan kekuatan mereka terlampau jauh.

Gojo memberikan jarak di antara mereka setelah puas. Lalu duduk tenang sembari meminum cokelatnya. Memandang lurus ke depan.

[Name] mengerjap, lalu agak menoleh ke arah Gojo. Memperhatikan wajah rupawan itu. Hidungnya tampak memerah, apa mungkin karena suhu? [Name] agak tak yakin, sebab dia tahu kalau daya tubuh Gojo kuat. Meskipun begitu, badan yang menyimpan sesuatu yang besar itu pun masih termasuk tubuh manusia. Bukan suatu kemustahilan jika pria ini memang terkena efek udara dingin.

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now